Pengamat: pemprov NTB perlu evaluasi program "absano"

id buta aksara, absano

Pengamat: pemprov NTB perlu evaluasi program "absano"

Program penurunan angka buta aksara menunu nol atau "absano" (ist)

Upaya yang perlu dilakukan Pemprov NTB terkait dengan masih tingginya angka buta aksara adalah mengevaluasi sejauh mana efektivitas program Absano dalam upaya menurunkan angka buta aksara tersebut"
Mataram,  (Antara Mataram) - Pengamat sosial dari IAIN Mataram Dr Kadri mengatakan, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat perlu mengevaluasi kembali efektivitas program angka buta aksara menuju nol atau "Absano".

"Upaya yang perlu dilakukan Pemprov NTB terkait dengan masih tingginya angka buta aksara adalah mengevaluasi sejauh mana efektivitas program Absano dalam upaya menurunkan angka buta aksara tersebut," katanya di Mataram, Selasa.

Data Direktorat Jenderal Pendidikan Paudni Kemdikbud mencatat tujuh provinsi dengan angka kemiskinan dan jumlah penyandang buta aksara yang tinggi, yaitu Papua Barat, Papua, Nusa Tenggara Timur (NTT), Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Jawa Timur.

Ia mengatakan, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota perlu duduk bersama untuk membahas kendala yang dihadapi dalam mengatasi persoalan tingginya angka buta aksara di NTB sekaligus mengevaluasi efektivitas program "Absano".

"Pemerintah daerah di NTB perlu duduk bersama untuk membahas hal-hal yang strategis dan solutif dalam upaya mengurangi angka buta aksara yang masih cukup inggi di daerah ini. Kita yakin dengan cara ini, persoalan buta akasara bisa diatasi," ujarnya.

Menurut Kadri, di NTB sudah ada Balai Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (BP-Paudni) Regional V yang membawahi NTB, Bali dan Nusa Tenggara Timur, sehingga bisa dijadikan mitra strategis dalam upaya penurunan angka buta aksara.

"Penempatan BP-Paudni di NTB tidak terlepas dari pertimbangan berbagai persoalan yang dihadapi di daerah ini terutama masalah kemiskinan dan pendidikan terkait tingginya angka buta aksara di daerah ini," kata Kadri.

Ia mengakui terobosan yang telah dilakukan Pemprov NTB dan kabupaten/kota memang luar biasa melalui program Absano, namun itu tidak cukup, perlu ada gebrakan untuk mengatasi persoalan tingginya angka buta aksara tersebut.

Pemprov NTB mengklaim peningkatan angka melek huruf melalui program Absano selama empat tahun terakhir cukup berhasil. Jumlah penyandang buta aksara menurun dari 417 ribu orang pada 2009 menjadi 35 ribu orang di tahun 2012. (*)