Profil - Huraira `Menghajikan` Orang Tua berkat Kucing (Bagian II)

id Kucing Persia

Profil - Huraira `Menghajikan` Orang Tua berkat Kucing (Bagian II)

Kucing bisa menjadi sahabat yang mendamaikan batin (Tri Vivi Suryani)

Belajar menerima kehilangan, membuat Huraira makin menghargai kebersamaan dengan kucing-kucingnya. Perawatan maksimal pun tidak pernah terlupakan
Takjub keberkahan tak terduga dari memelihara kucing, meneguhkan ikatan batin yang kian tersimpul erat antara Huraira dan kucing-kucing peliharaannya, hingga ia sempat enggan melepaskan lagi satwa kesayangannya, meski banyak yang berminat mengadopsinya.

"Dulu saya bertahan, tidak tega mau melepas kucing atau mengadopsikan, hingga pernah kucing berkembang biak mencapai 60 ekor, jadinya saya malah tidak bisa mengatasi perawatannya," kata ibu dari Muhammad Aviv Pasa dan Muhammad Rizka Novada.

Kewalahan merawat peliharaannya, akhirnya dengan berat hati, Huraira rela satu per satu kucingnya diadopsi. Meski demikian, dia tetap memberikan persyaratan tertentu. Seperti, ganti biaya perawatan, berjanji akan merawat sebaik-baiknya, serta memberikan kesejahteraan yang bagus bagi kucing yang diadopsi.

Pengalaman selanjutnya kucingnya diadopsi, menorehkan kenangan menyedihkan bagi Huraira. "Hati saya menangis dan tak tega melepaskan, ketika Lova, kucing yang dipilih seseorang, mau diadopsi dan sudah dengan perjanjian yang disetujui," katanya.

Sore harinya, begitu Burhan pulang kerja dan mendapati Lova mau diadopsi, kontan lelaki yang bekerja sebagai Direktur Produksi PT Perkebunan Nusantara XI BUMN (Persero) ini protes, karena begitu menyayanginya. Lova kemudian dibawa pergi oleh Burhan dan disembunyikan ke rumah dokter hewan langganan.

Tak ayal, begitu pengadopsi datang mau menjemput Lova, orang itu menjadi kecewa dan mendamprat Huraira habis-habisan.


                          Sakit Mendadak

Ada kalanya, perpisahan Huraira dengan kucing kesayangannya, tidak hanya disebabkan satwa itu diadopsi seseorang, namun dikarenakan mati mendadak tanpa diketahui sebabnya.

"Kenangan paling menyedihkan kucing saya Love tiba-tiba sakit dan langsung lemas, padahal tidak ada tanda-tanda sakit sebelumnya, Tahu-tahu nafas Love tersengal-sengal. Dokter sudah mengupayakan dengan menginfus. Seharian saya bersama asisten menunggu di depan kandang, telapak kakinya kami beri minyak agar hangat. Tapi Love akhirnya tidak terselamatkan. Itu benar-benar menyedihkan," katanya.

Belajar menerima kehilangan, membuat Huraira makin menghargai kebersamaan dengan kucing-kucingnya. Perawatan maksimal pun tidak pernah terlupakan.

Misalnya, untuk memberi makanan kucing, Huraira tak menentukan berapa kali pemberian. "Kucing itu makan sedikit-sedikit, tetapi sangat sering," ucap perempuan gemar membaca buku ini.

Jadi begitu habis di mangkuknya, akan kembali diberikan `cat food` dalam mangkuk sedikit, begitu habis, kembali dituangi. Begitu seterusnya begitu, sehingga cat food itu renyah dan tidak melempem.

Dalam sehari, satu ekor kucing sehari bisa menghabiskan antara 1/2 - 1 ons cat food. Makanan tambahannya, hanya untuk selingan biar tidak bosan, berupa daging ayam yang direbus tanpa diberi bumbu kemudian dicincang, atau daging sapi, dan vitamin yang berupa gel.

Keseharian dalam merawat kucing, Huraira dibantu asisten yang memang dipekerjakan secara khusus. Tugas asisten adalah mulai pagi hari pukul 06.00 WIB, membersihkan kandang, dengan dilap memakai alkohol 70 persen.

Dilanjutkan membuang pasir kucing khusus untuk BAB, mencuci `box latter` serta mangkuk tempat makanan dan minuman, membersihkan mata, telinga, merapikan kukunya, menyisir bulu bulunya, memandikan atau `grooming` semua kucing, dan menimbang berat badannya, sehingga tahu perkembangan kucing.

Untuk perawatan kesehatannya, tiap bulan dokter hewan langganan rutin datang memeriksa, juga memberikan vaksin lengkap bila waktunya tiba. Usia dua bulan, kucing mulai diberi obat cacing, seminggu kemudian baru divaksin. Usia tiga bulan adalah waktu pemberian vaksin yang kedua kalinya.

Berikutnya setiap tahun sekali dilakukan vaksin, untuk mencegah virus yang mematikan, seperti pneumonia pada kucing. Selain itu, juga mengobati bila terjadi jamur, karena penyakit itu memang sering menyerang kucing.

Meskipun keadaan kandang selalu bersih, tetapi kelembaban udara sangat berpengaruh dengan kemunculan jamur. "Penangan jamur pada kucing dewasa bisa dilakukan dengan cara disuntik. Bila masih kitten, cukup rajin dimandikan dan diolesi salep," katanya.

                          Miss World

Ajang `Cat Show` sering diikuti Huraira, baik pada tingkat nasional maupun internasional. Kucing yang mau diikutkan ajang itu, sungguh-sungguh dipersiapkan sejak masih kitten. Sebagai langkah awal, imunisasi harus tepat waktu dan lengkap. Kucing harus senantiasa sehat dan berkembang maksimal, berat badan dijaga sesuai usia, bulu diusahakan berkembang lebat, panjang, halus dan bercahaya.

"Khusus untuk bulu, ini bisa diupayakan dari perawatan rajin spa, minum vitamin khusus untuk bulu," katanya.

Sedang untuk cat food, dipilih dengan nutrisi yang tepat dan cocok untuk kucing tersebut. Tak lupa juga ruangan disediakan AC, agar membuat bulu berkembang lebat. Jangan lupa menjaga supaya terhindar dari jamur dan kutu," ujar dia.

Kontrol dari dokter hewan yang fokus menangani kucing-kucing lomba pun diperlukan untuk merawat pertumbuhan gigi, dan membina karakter kucing menjadi satwa yang mampu bersikap lebih manis, lembut, penurut, namun ceria.

"Bila lomba sudah dekat, mulai rajin `grooming` dan spa. Persis persiapan kontes Miss World," katanya, dengan nada bercanda.

Intinya, penampilan harus betul-betul prima. Hal lain yang tidak boleh dilewatkan adalah kebersihan mata, telinga, gigi, kuku dan dubur. Selain itu, keutamaan yang dinilai dalam lomba adalah anatomi kucing.

"Misalnya, muka bulat, mata pun bulet dan besar, sedangkan telinga kecil. Antara telinga satu dengan lainnya berjarak jauh. Hidung tidak sekadar pesek , tapi `peagnose`, badan `cubby`, kaki pendek, warna bulu ada pakemnya sendiri dalam penilaian," ujarnya.

Perihal nama, menurut Huraira, kalau jenis kucing impor, sudah diberi nama oleh pemiliknya dari negara asal, sesuai yang tertera dalam sertifikatnya.

Seperti, kucing dari Jerman bernama Pallazo. Kucing dari Amerika bernama Johnorah Jeanne, kucing yang berasal dari Rusia yang bernama I Love Her, dengan nama panggilan Ailuv.

"Ailuv baru saja beranak lima ekor anak. Saya kasih nama yang unik dan enak buat dipanggil. Ide nama kucing kadang hasil `browsing` di internet, atau cari di buku buku nama-nama bayi yang cantik-cantik," ujar dia.

Sementara itu, soal pelatihan, kata Huraira, bukan dimaksudkan supaya satwa peliharaannya menjadi terampil, mengingat kucing tidak sepintar anjing.

"Saya mengajak bermain, hanya untuk melatih responnya saja, supaya kucing itu tidak menjadi kucing pemalu dan penakut. Akan tetapi, justru menjadi kucing yang menggemaskan, lincah dan membuat orang ingin selalu mengajaknya bermain bersama. Inilah hikmah memelihara kucing, hidup menjadi lebih damai dan bahagia," kata Huraira yang sudah berhasil memberangkatkan orang tuanya ke tanah suci Mekkah berkat hasil memelihara kucing.

*) Penulis buku dan artikel