NTB berharap transaksi produk Newmont di Indonesia

id NTB berharap transaksi produk Newmont di Indonesia

NTB berharap transaksi produk Newmont di Indonesia

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berharap transaksi produk pertambangan yang dihasilkan PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) dilakukan di Indonesia, agar ada nilai tambah buat lembaga perbankan di Tanah Air. (Pengapalan produk Newmont)

"Selama ini transaksi produk Newmont dilakukan di luar negeri atau di negara tujuan ekspor seperti Jepang, sehingga tidak ada nilai tambah dari transaksi bahan tambang yang diperoleh dari NTB," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperi
Mataram (Antara Mataram) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) berharap transaksi produk pertambangan yang dihasilkan PT Newmont Nusa Tenggara (PTNNT) dilakukan di Indonesia, agar ada nilai tambah buat lembaga perbankan di Tanah Air.

"Selama ini transaksi produk Newmont dilakukan di luar negeri atau di negara tujuan ekspor seperti Jepang, sehingga tidak ada nilai tambah dari transaksi bahan tambang yang diperoleh dari NTB," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) NTB Lalu Imam Maliki dalam diskusi Pemprov NTB dengan Tanri Abeng di Mataram, Jumat.

Diskusi itu digelar setelah Tanri Abeng, pengusaha nasional yang juga mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN pada Kabinet Pembangunan VII dan Kabinet Reformasi Pembangunan itu, memaparkan strategi manajemen pembangunan daerah.

Hadir pada pertemuan itu Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi beserta para pimpinan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait di jajaran Pemerintah Provinsi NTB.

Imam mengatakan kalau saja transaksi produk Newmont itu dilakukan di Indonesia, apalagi di wilayah NTB, maka nilai transaksi yang mencapai belasan hingga puluhan triliun rupiah itu akan mendatangkan nilai tambah.

Ia mencontohkan nilai transaksi Newmont pada 2010 yang mencapai Rp20 triliun jika dirupiahkan, mengingat transaksi hanya dilakukan di luar negeri sehingga menggunakan mata uang dolar AS.

"Berarti kalau transaksi di Indonesia, maka uang belasan hingga puluhan triliun rupiah akan melewati perbankan di Tanah Air. Tentu, ada nilai tambahnya demi kemajuan perekonomian di Indonesia," ujar Imam.

Menanggapi hal itu, Tanri Abeng tidak bebricara banyak soal harus tidaknya transaksi produk Newmont dilakukan di Indonesia.

Namun pengusaha Indonesia itu menekankan pada aspek manajemen yang dipengaruhi regulasi yang berlaku di suatu negara penghasil tambang.

"Memang regulasinya harus diubah, yang mungkin saja mewajibkan transaksi produk tambang di Indonesia dilaksanakan di dalam negeri, atau perubahan regulasi ekspor bahan tambang," ujarnya.

PTNNT adalah perusahaan tambang tembaga dan emas yang beroperasi berdasarkan kontrak karya generasi IV yang ditandatangani pada 2 Desember 1986.

Sejak beroperasi penuh di Indonesia pada tahun 2000, total kontribusi ekonomi PTNNT mencapai sekitar Rp90 triliun yang meliputi pembayaran pajak dan non-pajak, royalti, gaji karyawan, pembelian barang dan jasa dalam negeri, serta dividen bagi pemegang saham nasional.

Selain itu, PTNNT juga telah melaksanakan program-program tanggung jawab sosial untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat sekitar tambang dengan dana rata-rata Rp50 miliar per tahun. Saat ini PTNNT mempekerjakan lebih dari 4.000 karyawan dan 5.000-an kontraktor.

Versi PTNNT, sepanjang 2011 perusahaan tambang di Batu Hijau Pulau Sumbawa NTB itu memproduksi 283 juta pouds tembaga, 318 ribu ons emas, dan 1.074.000 ons perak.

Produksi di 2012 mengalami penurunan yakni sebanyak 161 juta pounds tembaga, 70.000 ons emas, dan 359.000 ons perak.  (*)