Mengubur Noda di Bukit Unter Sepang Sumbawa

id Bukit Unter Sepang

Mengubur Noda di Bukit Unter Sepang Sumbawa

Ilustrasi - Bukit Unter Sepang di Sumbawa (Ist)

Betapa terkejutnya kedua lelaki itu, karena begitu dibuka, ternyata di dalam tas itu terdapat sesosok mayat bayi berjenis kelamin perempuan
Suara gemerincing lonceng dan tapak kaki sekawanan sapi, lamat-lamat terdengar di antara gemerisik dedaunan pada lereng Bukit Unter Sepang, Sumbawa, pada suatu musim kemarau di awal Mei.

Kaharuddin Adi (48), warga RT.01 RW.01 Dusun Stompa, Desa Dete, Kecamatan Lape, Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, memegang tali yang terikat di leher sapi. Lelaki itu berjalan menuruti langkah sapi menyusuri jalan menanjak menuju puncak bukit.

"Ketika hari sudah mulai gelap, saya terbiasa naik ke bukit untuk menambatkan sapi," kata Saharuddin, Sabtu (1/3) sekitar pukul 18.00 Wita.

Akan tetapi, hari itu menjadi tidak biasa, ketika mata lelaki tersebut mendadak tertuju pada sebuah gundukan kecil, yang di atasnya terdapat tumpukan batu, tanah, serta duri-duri tanaman.

Saat gundukan itu didekati, muncul bau busuk yang menyengat, sehingga Kaharuddin dilanda rasa curiga. Merasa ada yang janggal dengan gundukan itu, Kaharuddin pergi dan turun dari bukit. Kaharuddin menemui M Said, warga Dusun Lape Atas. Kaharuddin kemudian menceritakan tentang gundukan yang dianggapnya mencurigakan.

Kaharuddin dan M Said kemudian bergegas kembali ke bukit dan mendekati gundukan itu. Terdorong rasa penasaran yang mendalam, keduanya lalu membongkar gundukan itu, dan menemukan bungkusan plastik, yang di dalamnya berisi tas.

Betapa terkejutnya kedua lelaki itu, karena begitu dibuka, ternyata di dalam tas itu terdapat sesosok mayat bayi berjenis kelamin perempuan. Temuan ini langsung dikabarkan kepada warga, hingga membuat masyarakat perkampungan setempat menjadi heboh dan geger.

Selanjutnya penemuan itu dilaporkan ke Polsek Lape. Petugas bersama tim medis lalu meluncur ke lokasi. Setelah dilakukan identifikasi dan pemeriksaan medis, mayat bayi ini dievakuasi ke Puskesmas Lape, guna dilakukan visum lebih lanjut.

Berdasarkan laporan masyarakat disertai penyelidikan dari petugas, akhirnya Polsek Lape, Kabupaten Sumbawa, mengamankan MJ (48) dan ST (19), ayah dan anak tirinya, serta MN (45) ibu kandung dari ST, karena diduga memiliki hubungan dengan aksi membuang bayi di Bukit Unter Sepang.

"Untuk menghindari adanya hal yang tidak diinginkan, akhirnya kami mengevakuasi terduga pelaku ke Polres Sumbawa," ujar Kapolsek Lape AKP Satrio.

                          Pengakuan MJ

MJ (48), seorang ayah tiri yang warga Desa Lape, Kabupaten Sumbawa, membantah turut terlibat dalam aksi membuang bayi di kawasan Bukit Unter Sepang.

Ditemui di Ruang Reserse Kriminal (Reskrim) Polres Sumbawa, MJ membantah dengan tegas bahwa dirinya telah menghamili ST, anak tirinya, sekaligus terlibat dalam pembuangan bayi di kawasan Bukit Unter Sepang.

"Justru saya dan istri (MN), baru mengetahui ST hamil, beberapa jam sebelum dia melahirkan, pada Kamis (27/2)," kata MJ.

Menurut MJ, mengetahui kehamilan itu, dirinya dan istri menjadi kaget karena sama sekali tidak menyangka. Selama ini ST pandai menyembunyikan keadaannya, ucapnya.

Meski tinggal serumah, ujarnya, dirinya dan isteri tidak melihat gejala yang berbeda dengan tingkah laku anak tirinya itu, karena semuanya berjalan normal seperti biasanya.

Apalagi tubuh ST yang bongsor, membuatnya sangat sulit membedakan dan mengetahui jika dia sedang hamil.

MJ melanjutkan, ST sudah berterus terang bahwa yang menghamilinya adalah ER, yang tidak lain adalah keponakan MJ, yang masih duduk di bangku SMA. Hal itu terjadi sekitar Juli 2013, di mana ER memaksa ST untuk berhubungan badan.

"Saya dan istri terkesiap mendengarnya, tapi itu sudah terjadi. Bagaimana lagi?" ucap MJ, yang didampingi MN dan ST.

Demi menyelesaikan masalah ini agar tidak menjadi tanda tanya besar bagi masyarakat, MJ sudah berencana malam harinya akan ke rumah orang tua ER. Tapi keadaan berkata lain, ST melahirkan pada Kamis sore, sekitar pukul 16.00 Wita.

"Saat ST melahirkan, saya tidak ada di rumah karena sedang membeli rokok dan duduk-duduk cukup lama di warung," ucapnya.

Rupanya tanpa sepengetahuan MJ, MN kemudian mengurus persalinan ST di dalam kamar. Ketika MJ pulang, ternyata bayi sudah lahir dan dalam kondisi meninggal dunia.

MJ mengaku tidak bisa berbuat banyak, lalu kembali bergegas meninggalkan rumah karena ada kepentingan dengan seorang warga setempat. MJ juga menyatakan tidak mengetahui rencana ST dan istrinya menguburkan bayi di kawasan bukit.

Ikhwal penguburan ini diketahui MJ, saat dirinya pulang. ST dan istrinya lantas menginformasikan kalau baru saja dari ladang di Bukit Unter Sepang sekitar satu kilometer dari permukiman untuk menguburkan bayi itu. Bayi itu dikuburkan di lubang bekas penggalian, yang sebelumnya digunakan warga untuk mencari emas.

"Lokasi itu sering dikunjungi istri dan ST yang rutin mencari buah srikaya dan sayur mayur. Jadi saya tidak terlibat langsung dalam proses persalinan maupun penguburan bayi itu," katanya, sembari dibenarkan MN.

Namun, MJ memastikan, upaya menutupi kehamilan, kelahiran, serta melakukan penguburan bayi itu, dilakukan istri dan anaknya karena malu dengan tetangga maupun warga.

"Tidak ada maksud lain-lain, hanya ingin agar noda di keluarga kami tidak diketahui warga," kata MJ seraya menghela napas.

Di lain pihak, MJ tidak menampik sejak dua tahun lalu terhembus isu kecurigaan warga, bahwa dirinya dan anak tirinya memiliki hubungan khusus. Kemungkinan kecurigaan ini muncul karena ST selalu bersikap manja kepada MJ.

Bagi MJ, ST menganggap dirinya sebagai ayah kandung. Di lain pihak, dirinya juga menyayangi ST seperti anak sendiri, tanpa membedakan perlakuan dengan beberapa anak kandungnya yang lain.

Tak mengherankan terkait kecurigaan itu, warga langsung memastikan kalau MJ adalah lelaki yang menghamili anak tirinya tersebut.

"Tuduhan ini sangat tidak benar. Selain saya tidak pernah melakukan, secara hukum tidak ada saksi yang melihat," ujarnya.

Sehubungan dengan itu, MJ menyerahkan persoalannya secara hukum kepada penyidik untuk mengungkap kebenarannya, termasuk minta keterangan ER yang disebutkan ST, sebagai lelaki yang menghamilinya.

Sementara itu, di tempat yang sama, ST membantah tegas jika ayah tirinya yang telah menghamilinya.

"Itu sama sekali tidak benar," bantah ST.

ST membenarkan jika ayah tirinya itu menyayanginya seperti anak kandung, dan sebaliknya dia juga menganggap MJ adalah ayah sendiri.

"Bapak tidak membeda-bedakan saya dengan anak kandungnya, yang juga tinggal bersama kami. Semua sama-sama disayangi," katanya.

ST secara tegas menyatakan kehamilannya akibat perbuatan ER, sepupu tirinya. Dia dan ER tidak berpacaran dan hal itu dilakukan karena dirinya dipaksa.

"Perbuatan itu hanya sekali dilakukan. Ketika akhirnya hamil, saya tidak berani menceritakan kepada orang tua. Saat akan melahirkan, baru kehamilan itu saya beritahukan," ujar ST.

ST mengaku melahirkan di dalam kamar hanya dibantu ibunya. Memang diakuinya, pada awalnya ada gerakan ketika kepala bayi akan lahir, tapi setelah keluar, kondisinya tidak bergerak-gerak lagi, serta tidak menangis.

ST menyatakan, kemungkinan bayi itu tidak mendapatkan perlakuan persalinan sebagaimana mestinya, hingga meninggal dunia. Dalam keadaan panik dan takut diketahui warga, muncul keinginan ST untuk menguburkan bayi itu secara sembunyi-sembunyi.

"Saya yang mengajak mama untuk menguburkan anak saya ini di Bukit Unter Sepang," ujarnya lirih.

Tiga hari kemudian, ST mendengar kabar ada penemuan bayi. Karena merasa dirinya sebagai pelaku terkait penemuan itu, ST merasa ketakutan hingga tidak menunjukkan reaksi, sampai akhirnya polisi datang menjemputnya.

"Saya bersama mama dijemput polisi untuk dibawa ke Polsek Lape, lalu dibawa ke Polres Sumbawa," katanya.

Sementara itu, MJ dijemput belakangan karena pada malam itu tidak berada di rumah.

"Saya tidak menyangka kejadiannya bisa menjadi seperti ini. Dan saya tidak rela orang menuduh bapak yang tidak-tidak," kata ST.

Di tempat terpisah, Kapolres Sumbawa AKBP Karsiman menyatakan bahwa pihaknya masih belum menetapkan tersangka, karena pemeriksaan saksi-saksi masih terus dilakukan.

Meski demikian, ucap dia, pihaknya telah mengamankan tiga orang untuk dilakukan pemeriksaan intensif.

Kapolres Sumbawa mengatakan, selain keterangan saksi, penyidik juga masih menunggu hasil "visum et repertum" (VER) dari petugas medis. Visum ini untuk memastikan apakah kematian bayi yang dikubur tersebut wajar atau ada kejanggalan.

*) Penulis buku dan artikel