Raskin Busuk Bulog Sebut Kesalahan Transportasi

id Raskin Busuk

Raskin Busuk Bulog Sebut Kesalahan Transportasi

Raskin yang akan didistribusikan ke masyarakat (Ist)

Beras yang keluar dari gudang Bulog dalam posisi kualitas dan kuantitasnya bagus. Saat pengangkutan menggunakan truk, kami bekerja sama dengan pihak ketiga selaku rekanan. Saat itulah, terjadi kesalahan
Sumbawa Besar,  (Antara)- Kepala Seksi Pelayanan Publik Perum Bulog Sud Divre Wilayah I Sumbawa Syamsuddin menyebutkan munculnya kasus raskin busuk yang telah didistribusikan ke masyarakat, akibat adanya kesalahan pihak ketiga selaku rekanan transportasi.

"Beras yang keluar dari gudang Bulog dalam posisi kualitas dan kuantitasnya bagus. Saat pengangkutan menggunakan truk, kami bekerja sama dengan pihak ketiga selaku rekanan. Saat itulah, terjadi kesalahan," kata Syamsuddin di Sumbawa Besar, Nusa Tenggara Barat, Rabu.

Syamsuddin menyatakan, rekanan yang dimaksud adalah UD Bunga Buana, yang bertindak sebagai pendistribusi beras ke masyarakat menggunakan truk.

Saat melakukan pendistribusian, kata dia, di tengah jalan hujan mendadak turun. Kebetulan saat itu truk belum ditutupi terpal. Dalam proses penutupan terpal, hujan membasahi beberapa zak beras yang berada di bagian atas.

Beras yang terletak di bagian atas dan sudah terlanjur basah itu, kemudian diturunkan Desa Kokarlian, Kecamatan Poto Tano, Sumbawa Barat.

"Namanya karung plastik, basah dan tidaknya hampir sama, sehingga tidak kelihatan dan tidak diketahui oleh pengangkut," kata lelaki yang akrab dipanggil Haji Syam.

Kejadian ini baru terungkap, ketika beras sudah didistribusikan melalui pemerintah desa setempat, dan kemudian mendapat komplain dari masyarakat.

Atas komplain ini, kata Syamsuddin, tentu pihaknya harus merespon dengan mencari titik kesalahannya dan memastikan siapa yang bertanggungjawab dalam persoalan ini.

Setelah rekanan yang mengangkut beras dimaksud dipanggil, barulah diketahui kalau beras yang basah tersebut merupakan tanggung jawab pihak pengangkut, sebab beras itu basah setelah keluar dari gudang dan dalam penguasaan pengangkut.

"Jika beras rusak masih di dalam gudang, itu tanggung jawab kami dan akan langsung kita ganti, tapi kalau sudah di luar gudang menjadi resiko pengangkut," ujarnya.

Menurut dia, hal ini sesuai dengan SOP pelaksanaan penyaluran raskin dari titik distribusi (TD) ke titik bagi (TB). Bahwa apabila ditemukan raskin yang tidak sesuai dengan kualitas dan kuantitas yang ditetapkan, maka tim koordinasi raskin atau pelaksana distribusi harus menolak dan langsung mengembalikan kepada Perum Bulog untuk diganti dengan kualitas yang sesuai dan menambah kekurangan kuantitas.

Syamsuddin menyatakan, sebelum beras didistribusikan, pihaknya sudah melakukan pengecekan untuk memastikan kualitas dan kuantitasnya secara valid, dan tidak ada persoalan.

"Pemeriksaan ini sudah menjadi SOP. Ini sudah kami lakukan sebelum beras diangkut truk untuk didistribusikan ke sejumlah desa di KSB, termasuk Desa Kokarlian," ucapnya.

Dikatakan, raskin yang didistribusikan ke Desa Kokarlian mencapai 270 zak atau 4.050 kg sesuai dengan jumlah rumah tangga sasaran (RTS). Sedangkan raskin yang dinyatakan basah atau rusak hanya 30 zak.

Ia berharap ke depannya kasus ini tidak terjadi lagi. Pihaknya telah mengintruksikan setiap truk harus menyiapkan terpal apalagi saat ini musim hujan.

Selain itu, timnya di lapangan juga diminta untuk mengawasi secara ketat, jika truk tanpa terpal tidak diizinkan jalan untuk mendistribusikan raskin ke masyarakat.

"Inilah salah satu upaya kami agar kasus yang baru pertama kali ini terjadi, tidak akan terulang lagi," katanya.

Sebelumnya, Kades Kokarlian Muhammad Dahlan menyatakan, beras-beras bantuan ini tiba di desa setempat pada Rabu (5/3) lalu. Setelah diterima, pemerintah desa langsung menyuplai beras itu kepada warga penerima melalui RT masing-masing.

Tak berselang lama, salah satu ketua RT melaporkan kepada Kades Kokarlian bahwa di antara beras bantuan itu, ada yang sudah membusuk.

"Setelah dicek, kita temukan ada 16 zak beras yang rusak. Bahkan, pada Jum`at (7/3), ditemukan kembali 14 zak beras yang busuk," ucap Dahlan.

Mengetahui hal itu, Dahlan langsung membuat berita acara pelaporan serta dokumentasi yang disampaikan kepada Perum Bulog melalui Sub Divre Kecamatan Alas.

"Namun kasus ini sekarang sudah `clear` karena berasnya sudah diganti dengan yang baru," kata Haji Syam.