Dinas: Belum Ada Sawah Kekeringan akibat Kemarau

id Sawah Kekeringna

Hampir semua sawah di Kota Mataram dapat ditanami padi maupun palawija, karena persediaan air cukup
Mataram,  (Antara) - Kepala Dinas Pertanian, Kelautan dan Perikanan Kota Mataram H Mutawalli mengatakan, hingga kini belum ada sawah yang dilanda kekeringan akibat kemarau.

"Hampir semua sawah di Kota Mataram dapat ditanami padi maupun palawija, karena persediaan air cukup," katanya kepada wartawan di Mataram, Kamis.

Memang saat ini ratusan hektare sawah di berbagai kabupaten di NTB mengalami kekeringan akibat kemarau, bahkan ada di antaranya yang gagal panen, namun untuk Kota Mataram masih aman.

Namun demikian, pihaknya telah mengantisipasi kemungkinan terjadi kemarau panjang dengan membagikan mesin pompa air kepada kelompok-kelompok tani yang jumlahnya 15 kelompok.

"Air untuk persawahan di Kota Mataram berasal dari sejumlah sungai seperti Sungai Unus, Kali Jangkuk dan Kali Ancar," katanya.

Dikatakannya, masyarakat Kota Mataram tidak perlu khawatir kekurangan pangan terutama beras akibat semakin sempitnya luas lahan pertanian di daerah, menyusul alih fungsi lahan.

"Meski produksi beras di Kota Mataram sangat minim, namun hingga kini belum pernah terdengar Kota Mataram kekurangan beras," katanya.

Produksi beras Kota Mataram sekitar 5,8 ton gabah kering giling (gkg) perhektare dan jika kekurangan didatangkan dari luar Kota Mataram seperti Lombok Barat, Lombok Tengah, Lombok Timur dan Pulau Sumbawa.

Menurutnya, luas areal lahan pertanian di Kota Mataram terus berkurang hingga 20 persen pertahun, dikhawatirkan lambat laun lahan pertanian di daerah ini akan habis untuk berbagai kegiatan pembangunan.

Lahan pertanian di Kota Mataram kini telah banyak beralih fungsi bahkan pada 2012 luas lahan yang beralih fungsi mencapai 50 hektare.

Dikatakannya, setiap tahun rata-rata luas lahan yang beralih fungsi sekitar 25 hektare, namun khusus untuk 2012 cukup banyak mencapai 50 hektare yang sebagian besar digunakan untuk pembangunan gedung perkantoran, sekolah, perumahan dan pasar.

Dengan demikian lahan pertanian di Mataram kini tinggal 2.100 hektare yang sebagian besar berada di Lingkar Selatan dan Bertais, dan masih didominsi oleh tanaman padi.

Dia menjelaskan, pemerintah melakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan lahan yang masih tersisa dengan mengadakan pelatihan kepada petani terutama dalam intensifikasi lahan seperti penanaman hortikultura.