NTB Awasi Penggunaan Solar Bersubsidi untuk Tembakau

id Solar Bersubsidi

Kami awasi penggunaannya jangan sampai `omprongan` tembakau menggunakan solar bersubsidi karena termasuk golongan industri yang tidak diperkenankan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi
Mataram,  (Antara) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nusa Tenggara Barat memperkuat pengawasan terhadap penggunaan bahan bakar minyak jenis solar bersubsidi oleh pemilik oven tembakau Virginia karena termasuk dalam golongan industri.

"Kami awasi penggunaannya jangan sampai `omprongan` tembakau menggunakan solar bersubsidi karena termasuk golongan industri yang tidak diperkenankan menggunakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi," kata Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Lalu Imam Maliki, di Mataram, Jumat.

Menurut dia, sepanjang industri tembakau menggunakan BBM solar nonsubsidi atau elpiji yang tidak terkait dengan subsidi memang tidak ada masalah.

Namun, saat ini terjadi dualisme pendefinisian bahwa usaha oven tembakau Virginia merupakan usaha mikro yang boleh menggunakan BBM bersubsidi, sehingga ada yang mendaftarkan agar bisa mendapat rekomendasi pembelian solar bersubsidi di stasiun pengisian bahan bakar minyak umum (SPBU).

"Memang ada yang bilang boleh dan ada yang bilang tidak boleh. Tapi secara garis besar usaha oven tembakau Virginia tersebut terkait dengan industri sehingga tidak diperkenankan menggunakan BBM bersubsidi," ujarnya.

Maliki mengatakan upaya memperkuat pengawasan penggunaan BBM bersubsidi perlu dilakukan mengingat saat ini persoalan itu sudah menjadi isu nasional.

Pemerintah pusat saat ini bahkan sedang membahas masalah kuota BBM bersubsidi yang hampir habis sebelum akhir tahun, sehingga ada upaya untuk melakukan penambahan kuota.

Pemerintah pusat juga didesak untuk segera menaikkan harga beli BBM bersubsidi sebelum pergantian presiden dan wakil presiden.

Oleh sebab itu, kata dia, pengawasan akan dilakukan bekerjasama dengan aparat kepolisian dan pihak terkait, untuk mengantisipasi adanya aksi penimbunan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab yang ingin mengambil keuntungan besar dalam kondisi seperti sekarang ini.

"Kami juga berharap agar pemerintah kabupaten/kota yang lebih pro aktif dalam hal pengawasan di lapangan karena mereka yang mengetahui secara detail kondisi di wilayahnya," ujar Maliki.

Ia tidak menginginkan kejadian seperti tahun-tahun sebelumnya, di mana ada mobil tangki pengangkut BBM jenis solar bersubsidi dicegat oleh masyarakat yang ingin mendapatkan komoditas itu untuk kebutuhan oven tembakau Virginia.

"Sekarang sedang momen panen raya tembakau. Memang sudah ada petani yang menggunakan bahan bakar alternatif untuk oven tembakaunya. Tapi tidak menutup kemungkinan ada yang masih ingin menggunakan solar bersubsidi. Itu yang patut diawasi agar tidak terjadi kelangkaan," katanya.

Menurut data Dinas Perkebunan NTB, potensi produksi tembakau Virginia di Pulau Lombok mencapai 48 ribu ton atau 95 persen dari total kebutuhan tembakau Virginia nasional sebanyak 50 ribu ton/tahun.

Potensi areal tanam tembakau Virginia di wilayah NTB, khususnya Pulau Lombok, mencapai 58.516 hektare. Sebanyak 10.098 ha berada di wilayah Kabupaten Lombok Barat, 19.263 ha di Lombok Tengah dan 29.154 ha di Lombok Timur.