Harga Cabai di Bima Rp80.000 per Kilogram

id Cabai Bima

Harga Cabai di Bima Rp80.000 per Kilogram

Ilustrasi - Cabai (Ist)

Tidak hanya cabai keriting yang mengalami kenaikan, harga cabai rawit juga sudah mencapai Rp60.000 per kilogram (kg)
Mataram,  (Antara) - Harga cabai keriting di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat, mengalami kenaikan dari Rp70.000 menjadi Rp80.000 per kilogram akibat berkurangnya pasokan dari Pulau Lombok.

"Tidak hanya cabai keriting yang mengalami kenaikan, harga cabai rawit juga sudah mencapai Rp60.000 per kilogram (kg)," kata Kepala Seksi Metrologi dan Perlindungan Konsumen Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Bima Amiruddin, di Mataram, Kamis.

Kondisi harga komoditas bumbu tersebut dipaparkan Amiruddin dalam pertemuan membahas kenaikan harga barang pascakenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi di kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Nusa Tenggara Barat (NTB).

Hadir pada acara tersebut Asisten II Bidang Ekonomi Sekretariat Daerah NTB H Lalu Gita Aryadi, Kepala Bidang Perdagangan Dalam Negeri Disperindag NTB Endang Khairuddin, Kepala Divisi Regional Badan Urusan Logistik (Bulog) NTB M Sigiti, serta sejumlah pejabat terkait dari 10 kabupaten/kota di NTB.

Amiruddin memprediksi harga cabai akan terus melonjak karena pasokan dari Pulau Lombok terus berkurang, sedangkan produksi petani di daerahnya relatif terbatas pada musim hujan.

"Sebagian besar cabai yang diperdagangkan di Kabupaten Bima, didatangkan dari Pulau Lombok, di sisi lain, pengusaha dari Pulau Jawa juga memasok dari Lombok," katanya.

Lonjakan harga cabai juga terjadi di Kabupaten Sumbawa Barat, dari Rp50 ribu naik menjadi Rp60 ribu per kilogram.

Kepala Bidang Perindustrian dan Perdagangan Disperindag Kabupaten Sumbawa Barat Siti Nuraini, juga mengaku sebagian besar cabai yang diperdagangkan di daerahnya berasal dari Pulau Lombok.

"Harga cabai hampir setiap hari mengalami kenaikan. Tapi memang hampir di semua daerah terjadi lonjakan harga cabai," katanya.

Menanggapi hal itu, Asisten II Bidang Ekonomi H Lalu Gita Aryadi, mengatakan lonjakan harga cabai bukan hanya dampak kenaikan harga BBM bersubsidi, tetapi juga karena pasokan yang sudah mulai berkurang pada musim hujan.

Selain itu, cabai dari Pulau Lombok juga diantarpulaukan ke Pulau Jawa dan Jakarta oleh para pengusaha.

Kondisi tersebut tentu menimbulkan kekhawatiran karena cabai bisa menjadi komoditas penyumbang inflasi tertinggi di NTB.

"Ini menjadi perhatian kami, untuk itu akan segera dibahas dengan Badan Ketahanan Pangan dan Dinas Pertanian untuk mencari solusi," ujarnya.