Dinsosnakertrans: Minat Warga Mataram Jadi TKI Rendah

id tki rendah

"Itu terbukti dari jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kota Mataram pada 2014 hanya sekitar 140 orang"

Mataram, (Antara NTB)- Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Mataram H Ahsanul Khalik mengatakan, minat warga di daerah ini untuk menjadi tenaga kerja Indonesia relatif rendah jika dibandingkan dengan daerah lain.

"Itu terbukti dari jumlah tenaga kerja Indonesia (TKI) asal Kota Mataram pada 2014 hanya sekitar 140 orang," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Minggu.

Dikatakannya, jumlah TKI asal Kota Mataram itu merupakan TKI yang berangkat dari jalur resmi atau legal, jika TKI yang berangkat secara legal maka berbagai data dan administrasi TKI lengkap, karena dilaporkan resmi ke Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans).

"Sementara untuk TKI yang berangkat secara ilegal atau tidak resmi, kami tidak memiliki datanya," katanya.

Akan tetapi, kata dia, apabila ada kasus yang menimpa TKI ilegal asal Kota Mataram, tentu pihaknya tidak bisa menutup mata. Pihaknya tetap memberikan perhatian dan dukungan sesuai dengan batasan-batasan yang ditentukan.

"Sejauh ini kasus TKI ilegal di Kota Mataram ada, tetapi jumlahnya sedikit, itu pun kasusnya karena paspor sehingga mereka dideportasi. Kalau masalah kekerasan pernah ada di Bintaro dan Jempong tetapi kasus itu sudah selesai," ujarnya.

Terkait dengan itu, pihaknya terus mengimbau warga Kota Mataram yang ingin menjadi TKI agar menjadi TKI legal, sehingga bisa bekerja dengan aman dan nyaman.

Bila perlu, calon TKI harus melalui pendidikan dan pelatihan yang mampu meningkatkan kualitas SDM, sehingga memiliki tingkat kompetensi yang memadai sebagai pendukung agar mereka menjadi TKI yang berkeahlian di luar negeri.

Sementara terkait dengan rendahnya minat warga kota menjadi TKI, katanya, hal ini menjadi salah satu bukti bahwa masyarakat kota masih bisa mencari kerja di daerahnya.

Apalagi, dengan melihat perkembangan dan pertumbuhan Kota Mataram dalam berbagai bidang seperti jasa, perhotelan dan pedagangan sangat pesat dan tentunya memberikan peluang dan kesempatan kerja bagi masyarakat kota.

Bahkan, kata dia, pihaknya juga terus menguatkan ikhtiar untuk membangun sistem ketenagakerjaan yang lebih inklusif melalui sejumlah prioritas baik bersifat formal maupun informal, yang dipadukan dengan program aksi pemberdayaan masyarakat untuk menciptakan kesempatan kerja yang lebih luas bagi masyarakat Kota Mataram.

Program-program tersebut antara lain memperbanyak pelatihan keterampilan kerja sesuai kebutuhan dunia usaha dan dunia industri, serta penyebaran kewirausahaan melalui penciptaan kelompok usaha bersama (KUBe).

Selain itu, pengembangan sistem informasi pasar kerja untuk mendorong berkembangnya perusahaan-perusahaan yang mampu menampung tenaga kerja dalam jumlah besar.

"Kemudian, mendorong lembaga pendidikan untuk bekerja sama dengan balai latihan kerja (BLK), terutama untuk program pengembangan keterampilan masyarakat dan memberikan bantuan modal kepada tenaga kerja muda melalui program tenaga kerja muda mandiri," katanya. (*)