Sekolah di NTB Belum Siap UN "Online"

id UN Online

Sekolah di NTB Belum Siap UN "Online"

Ilustrasi. Ujian Nasional (1)

"Ada lima SMA dan empat SMP yang ditunjuk menggelar ujian nasional (UN) secara `online`, tapi setelah kami berkoordinasi belum ada yang siap,"
Mataram (Antara NTB ) - Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Nusa Tenggara Barat H Rosyadi Sayuti mengatakan sembilan sekolah yang ditunjuk belum siap menyelenggarakan ujian nasional secara "online" atau melalui media internet pada 2015 karena persoalan fasilitas yang belum memadai.

"Ada lima SMA dan empat SMP yang ditunjuk menggelar ujian nasional (UN) secara `online`, tapi setelah kami berkoordinasi belum ada yang siap," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin.

Ia menyebut, sebanyak sembilan sekolah yang ditunjuk menggelar UN 2015 melalui media internet, sebanyak empat sekolah dari Kota Mataram, yakni SMA Negeri 1, SMA Negeri 5, SMP Negeri 2 dan SMP Negeri 6. Semuanya merupakan bekas Rintisan Sekolah Berstatus Internasional (RSBI).

Alasan seluruh sekolah tersebut belum siap, menurut dia, karena sarana komputer dan jaringan internet yang dimiliki belum memadai untuk menunjang pelaksanaan UN secara "online".

Selain itu, sekolah juga meminta pelaksanaan ujian melalui media internet harus dilakukan secara menyeluruh karena menyangkut mental para peserta didik yang akan mengikuti ujian.

"Jangan ada yang `online` dan `offline`, karena itu bisa menimbulkan sikap mental dari peserta didik," ujarnya.

Menurut Rosyadi, kendala fasilitas yang belum memadai tidak hanya dialami oleh sekolah di NTB, tapi kemungkinan juga di daerah lain.

Ia mengatakan, pihaknya tidak bisa mengintervensi sekolah harus menggelar UN 2015 melalui media internet atau tanpa lembar dan kertas jawaban kertas karena kewenangan UN ada di sekolah sesuai kebijakan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Kami tidak bisa memaksakan UN `online" digelar meskipun sekolah sudah ditunjuk," ujarnya.

Namun, kata dia, Pemerintah Provinsi NTB akan berupaya agar UN secara "online" bisa digelar secara menyeluruh pada 2016.

Untuk mewujudkan hal itu, pihaknya akan berupaya agar sekolah-sekolah memiliki infrastruktur telekomunikasi yang memadai, seperti jumlah komputer disesuaikan dengan kondisi jumlah peserta didik di masing-masing sekolah dan penguatan jaringan internet.

"Kami sudah usulkan ke Pemerintah Provinsi NTB untuk program peningkatan infrastruktur, sehingga bisa serempak penyelenggaraan UN secara `online` di seluruh Indonesia," kata Rosyadi. (*)