Mahasiswa Dompu Ancam Boikot "Tambora Menyapa Dunia"

id event tambora

Mahasiswa Dompu Ancam Boikot "Tambora Menyapa Dunia"

Padang savana yang terbenang ratusan hektare luasnya di wilayah Desa Doro Ncanga, Kabupaten Dompu, salah satu jalur pendakian menuju Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat. (1)

"Kegiatan mendunia ini tinggal menghitung hari, tetapi kami mewakili warga di sana sampai saat ini belum juga merasakan getaran euforia untuk menyambutnya,"
Mataram, (AntaraNTB) - Mahasiswa asal Kabupaten Dompu, Nusa Tenggara Barat, mengancam akan memboikot kegiatan akbar pemerintah daerah yaitu "Tambora Menyapa Dunia" yang akan diselenggarakan pada 10-11 April 2015.

Aksi unjuk rasa di depan kantor Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi NTB, Jumat, itu dilakukan oleh mahasiswa asal Kabupaten Dompu yang mengkritik rencana kegiatan tersebut karena sampai sekarang dampaknya tidak dirasakan masyarakat setempat.

Gerilya, salah seorang pengunjuk rasa, dalam orasinya menyuarakan bahwa kegiatan akbar menyambut dua abad meletusnya Gunung Tambora pada 1815 itu sampai saat ini belum juga dapat dirasakan dampaknya oleh masyarakat setempat.

"Kegiatan mendunia ini tinggal menghitung hari, tetapi kami mewakili warga di sana sampai saat ini belum juga merasakan getaran euforia untuk menyambutnya," kata Gerilya.

Bahkan, kata dia, tim sembilan yang disebutnya telah dibentuk oleh Bupati Dompu untuk mempersiapkan kegiatan akbar itu hanya menyusun rangkaian acara di atas kertas.

"Belum ada yang terealisasi di tempat kami, baik itu di Dusun Pancasila atau pun di Doro Ncanga," ujarnya.

Dia mengakui kalau konsep yang disusun oleh tim sembilan tersebut sangat matang. Namun dalam realisasinya belum sama sekali terlihat, seperti rencana pembangunan tiga pos terpadu untuk pendakian menuju Gunung Tambora.

"Itu tidak ada sama sekali kami lihat, bohong," katanya.

Kemudian, perambatan jalur bagi para pendaki, baik pendakian dari jalur Dusun Pancasila, Desa Tambora, maupun dari Desa Doro Ncanga yang terkenal dengan padang savana.

Selanjutnya, kata Gerilya, peningkatan kualitas papan penunjuk arah untuk para pendaki, belum juga terlihat sama sekali. "Papan yang dulu masih terlihat sampai sekarang dan belum juga diperbaiki," ucapnya.

Terkait hal itu, ia mengharapkan Disbudpar NTB untuk meninjau kinerja pihak yang diberi tanggung jawab dalam persiapan penyelenggaraan kegiatan akbar tersebut.

"Ini adalah kegiatan mendunia, kami prihatin dengan kondisi di lapangan. Ingat, nantinya seluruh mata akan melihat acara ini. Untuk itu, kami menuntut agar pemerintah provinsi turun ke lapangan melihat kinerja mereka," katanya.

Sehingga, diakhir orasinya ia menegaskan kepada Disbudpar NTB selaku penanggungjawabnya untuk segera turun ke lapangan melihat sejauh mana kinerja bawahannya.

"Jika belum juga ada tindak lanjut dari pemerintah provinsi, kami janji kegiatan itu akan kami boikot seluruhnya. Kami sebagai warga tidak akan tinggal diam melihat kinerja tim yang hanya mementingkan kantong pribadinya saja," tegasnya.(*)