Mataram (Antara NTB) - Badan Urusan Logistik Sub Divisi Regional Sumbawa, Nusa Tenggara, menunda sementara penyerapan gabah kering panen hasil produksi petani karena harganya sudah mencapai Rp4.000 per kilogram.
"Harga gabah kering panen di Sumbawa, sudah mencapai Rp4.000/kilogram, jauh di atas Harga Pembelian Pemerintah (HPP) sebesar Rp3.700/kg," kata Kepala Seksi Pelayanan Publik Bulog Sub Divre Sumbawa H Syamsudin.
Menurut dia, kenaikan harga gabah tersebut disebabkan musim panen raya padi di Sumbawa, segera berakhir, meskipun di beberapa wilayah masih ada tanaman padi yang belum dipanen.
Syamsudin menyebutkan lebih dari 60 persen lahan padi di wilayah kerjanya, meliputi Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat, sudah panen pada April 2015.
Target luas lahan tanam padi di Kabupaten Sumbawa, mencapai 90.939 hektare dengan target produksi sebanyak 486.192 ton, sedangkan di Kabupaten Sumbawa Barat, sebanyak 100.710 ton dari luas lahan tanam 19.302 hektare.
"Kenaikan harga gabah tentu menguntungkan para petani. Bulog mempersilakan petani menjual kepada pengusaha dengan harga di atas HPP. Kalau harga di bawah HPP, baru kami bergerak melakukan stabilisasi harga karena itu tugas dan fungsi Bulog," ujarnya.
Meskipun harga gabah sudah melebihi HPP, kata dia, tidak akan mengganggu target penyerapan gabah produksi petani di Kabupaten Sumbawa dan Sumbawa Barat, sebanyak 35.000 ton pada 2015.
Sebab, total pengadaan yang sudah terealisasi hingga April 2015, mencapai 24.400 ton setara beras.
"Kami optimis mampu mencapai target penyerapan, bahkan mungkin bisa melebihi target karena sebagian lahan sawah ditanami padi sebanyak dua kali tanam. Sumbawa ini juga merupakan sentra produksi padi terbesar di NTB," ucap Syamsudin.
Humas Bulog Divre NTB Marlinda, menambahkan harga gabah kering panen di Pulau Lombok, juga sudah berada di atas HPP karena musim panen raya padi segera berakhir.
"Informasi dari sejumlah gabungan kelompok tani mitra Bulog, harga gabah sudah mencapai Rp3.800/kg. Jadi mereka lebih memilih menyimpan gabahnya sambil menunggu harga tinggi," ujarnya.
Meskipun demikian, kata dia, pihaknya tidak terlalu khawatir dengan kondisi tersebut karena dalam kurun waktu empat bulan realisasi penyerapan sudah mencapai lebih dari 60 persen dari target sebanyak 170 ribu ton pada 2015. (*)
Berita Terkait
Penyuluhan pertanian dan panen raya padi
Minggu, 31 Maret 2024 19:43
NTT klaim kenaikan harga gabah picu kenaikan harga beras
Kamis, 29 Februari 2024 6:23
Gabah petani Mukomuko Bengkulu tetap bersaing
Kamis, 29 Juni 2023 6:39
Kurang stok di penggilingan jadikan harga gabah tinggi
Selasa, 18 April 2023 15:44
Pemerintah resmi berlakukan HPP gabah dan beras
Jumat, 31 Maret 2023 18:44
Harga gabah di Lombok Tengah untungkan para petani
Selasa, 14 Februari 2023 21:57
Bulog NTB inginkan penyesuaian harga pembelian gabah petani
Kamis, 9 Februari 2023 4:47
Harga gabah petani di Lombok Tengah turun
Kamis, 10 Maret 2022 14:41