Ambon (ANTARA News) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Frangky Papilaya mengatakan, masyarakat bisa membedakan beras asli atau sintetik seperti plastik dengan cara merendamnya ke dalam air.
"Beras sintetik itu sifatnya ringan, jadi kalau direndam otomatis akan muncul ke permukaan, sedangkan beras yang asli akan tenggelam," katanya di Ambon, Sabtu.
Ia juga menyatakan bahwa pengujian beras plastik dapat dilakukan menggunakan cara dibakar.
"Beras sintetik akan meleleh, seperti plastik yang mengandung senyawa berbahaya bagi manusia ketika mengkonsumsinya," katanya.
Menurut Frangky, pihaknya terus melakukan pemantauan mulai dari tingkat distributor sampai pedagang pengecer guna mencegah masuk dan beredarnya beras plastik.
"Sejauh ini Disperindag Maluku belum menemukan adanya kasus beras plastik yang beredar di pasaran, baik di Pulau Ambon maupun sepuluh kabupaten dan kota lainnya di Maluku," ujarnya.
Masyarakat juga diimbau segera melapor ke pos polisi, Perum Bulog, atau Kantor Perindustrian dan Perdagangan kota maupun provinsi bila menemukan adanya beras yang mencurigakan, karena kondisi geografis Maluku yang terdiri dari pulau-pulau mudah dimanfaatkan orang tidak bertanggungjawabkan untuk membawa masuk beras sintetik ke daerah ini secara terselubung.
Frangky menambahkan, Gubernur Maluku Said Assagaff juga telah mengeluarkan instruksi kepada instansi terkait termasuk Pemum Bulog Divre Maluku dan kepolisian guna mengawasi peredaran beras secara ketat.
"Kita belum tahu pasti asal-usul beras plastik atau sintetik ini dari mana karena pemeritah pusat masih melakukan kajian dan penyelidikan mendalam, tetapi yang jelas masyarakat juga diminta waspada dan segera melapor, bila menemukan beras sintetik," katanya menambahkan.
Editor: Priyambodo RH
Berita Terkait
Puluhan Warga Mataram Lakukan Aksi Gunduli Kepala
Jumat, 21 Agustus 2015 15:53
Haji- 60 Persen Calon Haji Mataram Risiko Tinggi
Rabu, 19 Agustus 2015 21:37
Bupati Sumbawa Barat Evaluasi Jelang Akhir Jabatan
Selasa, 11 Agustus 2015 7:40
Legislator Kecewa Anggaran Sosial Minim Dialokasikan Pemprov NTB
Rabu, 5 Agustus 2015 23:18
Anggaran pengamanan pilkada sumbawa barat rp1,5 miliar
Jumat, 31 Juli 2015 15:01
Paket "K2" Pertama Mendaftar Ke KPU KSB
Senin, 27 Juli 2015 11:14
Paket "f1" didukung partai terbanyak dalam pilkada
Minggu, 5 Juli 2015 14:21
Ikan tuna NTB mengandung merkuri kadar rendah
Rabu, 10 Juni 2015 6:56