Profil - Ernin Hidayati teliti mikrobial untuk lahan kering

id dr ernin unram

Profil - Ernin Hidayati teliti mikrobial untuk lahan kering

Dr Ernin Hidayati MSi, salah seorang dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Mataram (Unram), yang baru saja meraih gelar doktor mikrobiologi dari Institut Pertanian Bogor

Lahan kering di NTB hampir 84 persen luasnya dari lahan yang ada, dan sangat potensial dikembangkan,"
Penelitian tentang manfaat bakteri dalam pengembangan lahan kering terbilang masih sangat kurang di Indonesia, apalagi di Nusa Tenggara Barat (NTB), padahal potensi lahan kering di daerah ini sangat besar.

"Lahan kering di NTB hampir 84 persen luasnya dari lahan yang ada, dan sangat potensial dikembangkan," kata Dr Ernin Hidayati MSi, salah seorang dosen Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA) Universitas Mataram (Unram), yang baru saja meraih gelar doktor mikrobiologi dari Institut Pertanian Bogor (IPB).

Dalam sidang promosi yang terbuka untuk umum di hadapan dewan penguji doktoral IPB dan luar IPB pada Kamis (13/8) lalu, Dr Ernin Hidayati MSi menyampaikan disertasinya berjudul "Penapisan Komunitas Bakteri Rizosfer secara In Planta untuk Pemacu Pertumbuhan Jagung Lahan Kering".

Menurut Ernin, penelitian tentang pengembangan lahan kering sejauh ini masih sangat terbatas. Apalagi berbasis teknologi mikrobial.

Dia mengatakan bahwa teknologi pengembangan lahan kering masih mengandalkan air, pupuk kimia dan pupuk organik untuk memacu pertumbuhan karena memang air dan hara tanah yang rendah merupakan faktor pembatas pertumbuhan tanaman di lahan kering.

Padahal bakteri pada perakaran tanaman justru punya peran yang sangat vital dan potensial meningkatkan produktivitas tanaman pertanian.

"Saya mengambil jagung sebagai tanaman sampel pada penelitian saya kali ini, karena jagung saat ini menjadi ikon pengembangan komoditas pertanian di NTB," ujar penggemar jagung bakar yang sejak duduk di bangku SMA memang sangat menyukai penelitian ilmiah remaja.

Secara ilmiah, dia menyebutkan penelitian tentang mikroba sebagai pemacu pertumbuhan tanaman lebih banyak dilakukan pada lahan basah atau lahan subur, sangat minim meneliti potensinya untuk lahan kering.

Lagi pula, katanya, produk mikrobial yang digunakan masih berupa strain tunggal dan multiple strain. Strain tersebut dipilih secara in vitro atau berdasarkan keunggulannya pada uji di dalam cawan petri, sehingga salah satu kelemahannya adalah ketidakkonsistenan hasil pada saat diaplikasikan.

Putri pertama dari dua bersaudara dari pasangan H Abdul Kadir (alm) dan Ibu Hj Hadeniyah ini mengaku mencoba mengembangkan produk mikrobial berbasis komunitas, khususnya komunitas bakteri rizosfer atau bakteri yang hidup di perakaran tanaman.

Komunitas bakteri rizosfer yang potensial sebagai pemacu tumbuh tanaman dipilih secara in planta atau berdasarkan indikasi kemampuannya dalam memacu pertumbuhan langsung pada tanaman target.

"Saya sangat tertarik untuk ingin tahu sejauhmana potensi komunitas mikroba yang ada di lahan kering bisa dikembangkan untuk pemacu pertumbuhan tanaman produktif," tutur Ernin yang merasa sangat bangga selama melakukan penelitian dapat disupervisi oleh pakar mikrobiologi IPB seperti Prof Dr Aris Tri Wahyudi, Prof Dr Antonius Suwanto dan Dr Rahayu Widyastuti.

Menurut alumni SMA Negeri 1 Selong, Kabupaten Lombok Timur ini, penelitian dengan berbasis komunitas mikroba yang diseleksi secara in planta pada tanaman jagung dilakukan hampir tiga tahun, mengambil lokasi sampel tanah perakaran rizosper dari tanaman jagung di lahan kering Bukit Keramat Pringgabaya, Lombok Timur dan Akar-akar, Bayan, Kabupaten Lombok Utara.

Beberapa peneliti IPB dan luar IPB sangat mengapresiasi hasil penelitian yang dilakukan Dr Ernin Hidayati. Bahkan Dr Edi Husen, MSc, dari Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbang) Pertanian BBPDLP Bogor menyebutnya sebagai hal yang baru.

Ernin Hidayati yang dilahirkan 41 tahun silam di Teros, Lombok Timur ini, menilai penelitian tentang peran komunitas bakteri bagi tanaman biasanya selalu peran `single` atau pemain tunggal sebagai bakteri yang diuji.

Sebagian besar atau hampir semua biofertilizer saat ini mengandung bakteri single yang diisolasi dari lokasi berbeda-beda. Efektivitasnya pun beragam dan inkonsisten, sehingga penggunaannya pada level petani masih sangat minim.

"Pendekatan komunitas yang saya lakukan, oleh Dr Edi Husen, dinilai sebagai suatu hal baru dan potensial dikembangkan," ucap istri Sukri Aruman ini.

Dr Ernin Hidayati MSi berharap hasil penelitiannya dapat dijadikan model atau teknik untuk mendapatkan bakteri yang bermanfaat yang ada di alam yang berasosiasi dengan tanaman.

"Saya berkeinginan untuk mengembangkan lahan kering dan siap menjadi mitra pemerintah daerah untuk melanjutkan pengembangan hasil penelitian ini agar lebih aplikatif di tingkat petani," kata ibu dari M Zamzami Sangga Firdaus, dan Tiara Zahra Kamalia.

Ernin Hidayati menempuh pendidikan sarjana pada Jurusan Biologi, Fakultas MIPA Universitas Udayana, lulus pada tahun 1997. Selanjutnya pada tahun 1999 menempuh pendidikan Magister Sains pada Sekolah Tinggi Ilmu Hayati, Institut Teknologi Bandung.

Kemudian pada tahun 2010, dia mendapat kesempatan melanjutkan studi program doktor di Program Studi Mikrobiologi IPB.

Dia bekerja sebagai tenaga pengajar sejak 2003 di Jurusan Biologi Fakultas MIPA Unram.

Selain mengajar, Ernin Hidayati, juga aktif sebagai anggota Perhimpunan Mikrobiologi Indonesia dan Perhimpunan Mikologi Indonesia. (*)