Krisis Listrik Pengaruhi Pengembangan Investasi Di NTB

id ntb investasi

Krisis Listrik Pengaruhi Pengembangan Investasi Di NTB

Sejumlah perugas berada di unit "Power House" PLTU Jeranjang di Lombok Barat - (ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi)

....nilai investasi di daerah itu pada triwulan ke III/2015 mencapai Rp9,8 triliun dari target Rp6 triliun selama tahun 2015..."
Mataram,  (Antara NTB) - Kekayaan sumber daya alam dan potensi wisata yang memikat agaknya menjadi salah satu daya tarik bagi para investor untuk menanamkan modalnya di Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Sektor pertambangan, khususnya tambang tembaga dan emas, hingga kini masih menjadi primadona investasi di "Bumi Gora" (julukan NTB), selain pariwisata yang menarik minat banyak pemodal untuk membuka usaha di daerah ini.

Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Nusa Tenggara Barat mencatat nilai investasi di daerah itu pada triwulan ke III/2015 mencapai Rp9,8 triliun dari target Rp6 triliun selama tahun 2015.

"Angka ini tiga kali lipat dari APBD NTB tahun 2015 sebesar Rp3,7 triliun," kata Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu (BKPM-PT) NTB Ridwansyah kepada pers pekan lalu.

Nilai investasi itu bersumber dari penanaman modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN), dengan penyumbang terbesar diperoleh dari PMA, terutama pada sektor pertambangan dan pariwisata.

"Memang kalau untuk investasi masih didominasi sektor pertambangan, terutama dengan keberadaan PT Newmont Nusa Tenggara, tetapi angka tersebut secara perlahan-lahan mulai terkejar oleh sektor pariwisata," ujarnya.

Ridwansyah mengatakan pemerintah provinsi pada 2015 menargetkan nilai investasi hanya Rp6 triliun, namun ternyata angka tersebut melampaui target

"Justru dengan sisa waktu hingga Desember ini, kita optimistis nilai invetasi NTB akan terus bergerak naik hingga Rp10 triliun pada akhir 2015," katanya.

Dari 10 kabupaten/kota di NTB pertumbuhan investasi cukup merata, namun Kabupaten Dompu yang mengalami peningkatan signifikan dengan nilai investasi yang berada di posisi delapan naik ke posisi empat penyumbang nilai investasi di NTB.

"Meningkatnya nilai investasi di Kabupaten Dompu ini ditopang keberadaan pabrik gula yang dikelola PT PT Sumber Makmur Sejahtera (SMS)," kata Ridwansyah.

Bahkan, kata dia, melihat tingginya pergerakan investasi tersebut, pihaknya optimistis di tahun 2016 nilai investasi di NTB bisa mencapai Rp15 triliun.

"Kita yakin angka itu bisa kita raih, karena sejumlah investor akan mulai membangun, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika," katanya.



Krisis listrik

Namun krisis energi listrik yang melanda NTB akhir-akhir ini dikhawatirkan akan memengaruhi pengembangan investasi di Bumi Gora.

Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi tak menampik keterbatasan energi listrik berpengaruh terhadap percepatan pertumbuhan daerah, bahkan mempengaruhi iklim investasi di daerah ini.

"Banyak sektor yang bergantung pada listrik," katanya.

Ia mencontohkan, betapa sulitnya menggaet investor ke NTB ketika daerah ini masih dihadapkan pada masalah keterbatasan energi listrik. Beberapa investor yang pernah ditawari pun harus berpikir ulang.

"Kita mau undang investor susah. Mana ada orang membangun sesuatu yang besar kalau listrik tidak ada. Apa mau beli petromaks banyak-banyak untuk penerangan," katanya.

Menurut Zainul Majdi investasi yang akan masuk ke NTB berskala besar, sehingga membutuhkan daya listrik yang tidak sedikit.

"Karena itu ketika kita cerita NTB punya listrik sekian, yang tersedia terbatas, orang pikir-pikir masuk untuk berinvestasi di NTB," ujarnya.

Padahal, kata dia, investasi sendiri berperan penting untuk mendongkrak pertumbuhan pembangunan di NTB. Melalui investasi bisa terserap tenaga kerja dalam jumlah besar dan secara tidak langsung bisa mengatasi berbagai permasalahan di daerah.

Selain investasi, katanya, sudah jelas bahwa keterbatasan listrik juga berdampak pada pelayanan publik.

Masalah listrik ditengarai menjadi penyebab molornya rencana perpindahan Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) NTB. Daya listrik yang dibutuhkan untuk operasional di gedung baru rumah sakit itu mencapai 2,6 MW, sementara daya listrik yang baru disanggupi oleh PLN Wilayah NTB hanya hanya 1,8 MW.

"Sebenarnya bukan hanya RSUP. Kita tidak hanya bicara RSUP tetapi sektor lain juga seperti ini," katanya.

Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) saat ini mengalami defisit energi listrik sebesar 45 MW akibat rusaknya mesin Pembangkit Listrik Tenaga Uap Jeranjang Unit III.

Deputi Manajer Hukum dan Humas PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Wilayah NTB Amrullah mengatakan pihaknya masih menyelidiki penyebab rusaknya "circuit breaker" Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Jeranjang Unit III yang menghasilkan energi listrik sebesar 1 x 25 MW.

"Kerusakan terjadi pada Rabu (18/11), sekitar pukul 04.17 WITA. Kami masih menganalisa apakah itu disebabkan petir atau ada penyebab lain," katanya.

PLTU Jeranjang Unit III merupakan salah satu dari tiga unit PLTU yang dibangun di Desa Taman Ayu, Kabupaten Lombok Barat, sejak 2010.

Dari tiga unit PLTU tersebut, baru PLTU Jeranjang Unit III yang sudah masuk interkoneksi Lombok, sedangkan unit I belum bisa dioperasikan meskipun pengerjaannya sudah rampung. Begitu juga dengan unit II belum selesai dikerjakan pihak rekanan PLN.

Akibat defisit energi tersebut, kata dia, pihaknya akan melakukan pemadaman bergilir di wilayah Pulau Lombok, selama lima jam setiap hari mulai pukul 18.00 hingga 22.00 WITA.

Pemadaman harus dilakukan karena pada malam hari beban puncak mencapai 205 MW, sedangkan daya terpasang hanya 160 MW.

Amrullah menambahkan, pihaknya belum bisa memastikan kapan perbaikan mesin PLTU Jeranjang Unit III akan selesai, namun dipastikan akan memakan waktu lebih dari dua hari.

"Mesin PLTU kalau sudah disetop butuh waktu pendinginan minimal dua hari, itu sudah merupakan standar operasional prosedur," katanya.

Selain karena kerusakan mesin pembangkit, kata dia, pihaknya juga melakukan pemadaman secara tiba-tiba pada siang hari karena faktor cuaca buruk yang mengganggu sistem interkoneksi Lombok. Salah satunya isolator yang tersambar petir.

"Petir yang merusak salah satu komponen jaringan interkoneksi bisa mengganggu kestabilan sistem jaringan di seluruh Pulau Lombok. Makanya pada Selasa (17/5) terjadi pemadaman pada siang hari," kata Amrullah.

Dengan defisit energi listrik, kata dia, pihaknya berharap agar masyarakat bisa memahaminya dan mengurangi pemakaian energi listrik dengan mematikan alat-alat yang dirasa tidak terlalu dibutuhkan pada malam hari.

PLN NTB juga meminta agar para pengelola hotel memanfaatkan mesin pembangkit listriknya pada malam hari untuk mengurangi beban puncak.

Sejatinya kriris energi listrik yang melanda NTB akhir-akhir ini tak hanya berdampak terhadap terganggunya pelayanan publik, tetapi juga berpengaruh besar pada pengembangan investasi di Bumi Gora. (*)