NTB jadi pasar peredaran pupuk palsu

id pupuk palsu

NTB jadi pasar peredaran pupuk palsu

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan NTB Husni Fahri (1)

"Pupuk palsu merek `phoska` yang beredar dipasok dari Malang, Jawa Timur"
Mataram (Antara NTB) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Nusa Tenggara Barat Husni Fahri menilai daerahnya masih menjadi pasar peredaran pupuk palsu yang merugikan para petani.

"Sampai sekarang masih ditemukan peredaran pupuk palsu merek `phoska` yang dipasok dari Malang, Jawa Timur. Peredarannya ditemukan di Kabupaten Dompu dan Lombok Timur beberapa waktu lalu," kata Husni Fahri, di Mataram, Kamis.

Menurut dia, informasi tentang adanya peredaran pupuk palsu diketahui setelah petani membeli dan menggunakannya.

Para petani yang menggunakan pupuk palsu tersebut mengalami kerugian karena membeli dengan harga hampir sama dengan pupuk asli, namun tidak bisa memberikan dampak terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman yang dipupuk.

"Petani di pelosok desa kan bisa saja tidak tahu kalau itu pupuk palsu, apalagi kalau merek dan bentuknya hampir sama, sulit dibedakan," ujarnya.

Untuk itu, kata dia, peran Komisi Pengawasan Pupuk dan Pestisida (KP3) NTB sangat diharapkan untuk melakukan deteksi dini terhadap indikasi peredaran pupuk palsu.

Upaya pengawasan bisa dilakukan mulai dari pelabuhan bersama dengan aparat kepolisian pelabuhan, sehingga tidak sampai didistribusikan ke petani.

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) juga sudah berupaya melakukan pengawasan ketat terhadap peredaran pupuk palsu, terbukti dari beberapa kasus yang sudah terungkap dan dilimpahkan ke Kepolisian Daerah NTB.

"Peran penyuluh pertanian juga penting untuk memberikan pencerahan terkait pupuk palsu karena mereka garda terdepan yang bersentuhan langsung dengan petani," ucap Husni.

Upaya lain untuk menekan peredaran pupuk palsu, kata dia, adalah dengan mendorong para petani mengurangi penggunaan pupuk kimia dan mengganti dengan pupuk organik, baik dari tumbunan maupun kotoran hewan.

Pupuk organik tidak hanya diproduksi oleh pabrik, seperti PT Petrokimia Gresik dan PT Pupuk Kaltim, tapi kelompok petani ternak juga sudah mampu membuat pupuk organik secara mandiri dengan kualitas yang bagus.

"Kita sudah ada desa industri mandiri di Anjani, Kabupaten Lombok Timur, yang memproduksi pupuk organik cair untuk padi, itu bagus dan terus kita dorong untuk dikembangkan," katanya. (*)