Mahasiswa Mataram Desak Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Guru

id hari pendidikan

Mahasiswa Mataram Desak Pemerintah Tingkatkan Kesejahteraan Guru

Salah seorang aktivis dari PMII NTB, menyampaikan orasinya di depan kantor Gubernur NTB, Senin, dengan menuntut pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru. (1)

"Gaji guru honorer masih banyak yang harus menerima setiap tiga bulan sekali. Jumlahnya pun sangat memprihatinkan, hanya Rp160 ribu. Ini jelas NTB masih jauh dari pendidikan yang bertaraf maju,"
Mataram, (Antara NTB) - Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) se-Nusa Tenggara Barat, Senin, berunjuk rasa mendesak pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan guru.

Para aktivis mahasiswa itu berorasi di simpang empat Islamic Center Kota Mataram kemudian berlanjut ke depan kantor Gubernur NTB. Aksi ini juga berkaitan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional.

Azis Muslim, aktivis PMII Kota Mataram dalam orasinya menyatakan bahwa kesejahteraan guru di NTB tidak sejalan dengan alokasi anggaran dari pemerintah.

"Gaji guru honorer masih banyak yang harus menerima setiap tiga bulan sekali. Jumlahnya pun sangat memprihatinkan, hanya Rp160 ribu. Ini jelas NTB masih jauh dari pendidikan yang bertaraf maju," kata Azis.

Untuk itu, pada momentum peringatan Hari Pendidikan Nasional, yang jatuh pada 2 Mei 2016 ini, PMII berharap agar pemerintah dapat menyejahterakan guru dari segi pendapatan.

Hal senada juga disampaikan oleh Suharto, Ketua PMII NTB, yang menuntut pihak pemerintah untuk memberikan standar gaji bagi para guru honorer, termasuk memperhatikan kesejahteraan guru yang berjuang melahirkan generasi penerus bangsa di pelosok desa.

"Harus ada standar gaji bagi mereka, setidaknya standar UMR bagi seorang guru honorer," kata Suharto.

Para pengunjuk rasa semula akan diterima oleh pejabat pemerintah provinsi yakni Sekda NTB, namun mereka enggan menemuinya karena yang diinginkan adalah bertemu langsung dengan Gubernur TGH Zainul Majdi.

"Pesan yang kami bawa ini harus disampaikan ke Gubernur NTB," ujarnya.

Karena tidak juga mendapat tanggapan, massa sempat menyalakan api kecil agar menarik perhatian Gubernur NTB. Mereka mencoba menutup jalan, namun berhasil dihalau oleh aparat kepolisian yang sudah berjaga sebelumnya.

Massa kemudian menggelar shalat jenazah di depan kantor Gubernur NTB, sebagai bentuk kekecewaan karena permintaan mereka tidak ditanggapi. Akhirnya, massa berupaya merubuhkan gerbang, dan mengakibatkan bentrok dengan aparat kepolisian.

"Ada tiga orang yang kami amankan, mereka sudah dibawa oleh Satuan Reskrim Polres Mataram," kata Kepala Bagian Operasional Polres Mataram Kompol Mujahiddin.

Tindakan itu dilakukan agar tidak menambah aksi anarkistis dari massa. Di Polres Mataram ketiga mahasiswa yang diamankan akan diberi pengarahan terkait aksinya di depan Kantor Gubernur NTB.

"Kejadian seperti ini sudah ada dalam aturan, jika berbuat anarkistis, maka kami tidak segan mengamankan," katanya.(*)