Pemprov NTB alokasikan BOS daerah Rp40 miliar

id BOS Daerah

Pemprov NTB alokasikan BOS daerah Rp40 miliar

Ilustrasi - Sejumlah siswa belajar di Sekolah Dasar Negeri (SDN) Tambing Kekeq, Dusun Tambing Kekeq, Desa Aik Berik, Kecamatan Batukliang Utara, Praya, Lombok Tengah, NTB. (ANTARA Foto) (1)

"Untuk menolkan angka siswa putus sekolah kita harus berusaha keras"
Mataram (Antara NTB) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat mengalokasikan dana bantuan operasional sekolah daerah (BOSDa) yang bersumber dari APBD tahun anggaran 2016 sebesar Rp40 miliar untuk meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah dan madrasah swasta.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Rosyadi Sayuti, di Mataram, Senin, mengatakan dana BOSDa puluhan miliar tersebut juga untuk menekan angka siswa putus sekolah.

"Untuk menolkan angka siswa putus sekolah kita harus berusaha keras, hari ini diluncurkan BOSDa Rp40 miliar khusus untuk sekolah dan madrasah swasta," katanya usai mengikuti apel memperingati Hari Pendidikan Nasional yang dirangkaikan dengan peluncuran dana BOSda.

Menurut dia, dana BOSDa juga untuk menunjang dana BOS dari APBN yang dicairkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan setiap tiga bulan sekali, namun tidak bisa digunakan untuk menggaji guru non pegawai negeri sipil (PNS) atau guru honor.

Dengan BOSDa, lanjut Rosyadi, honor dan intensif guru di sekolah dan madarasah swasta bisa ditingkatkan.

"Dengan BOSDa kita persilakan apa kebutuhan sekolah dan madrasah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga pendidikannya," ujar mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) NTB ini.

Ia menyebutkan, dana BOSDa senilai Rp40 miliar akan dialokasikan untuk hampir 1.000 sekolah dan madrasah swasta di 10 kabupaten/kota di NTB.

Dari dana APBD tersebut indeks biaya untuk masing-masing siswa sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI) dihitung Rp100 ribu per siswa per tahun.

Untuk siswa jenjang sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah (SMP/MTs) dibiayai sebesar Rp125 ribu per siswa per tahun, dan jenjang sekolah menengah atas dan madrasah aliyah serta sekolah menengah kejuruan (SMA/MA/SMK) dibiayai sebesar Rp150 ribu per siswa per tahun.

"Pencairan dana BOSDa ke rekening masing-masing sekolah dan madrasah diusahakan dua kali setahun atau per semester," ujar Rosyadi.

Ia juga berharap dengan BOSDa yang bersumber dari APBD akan mampu meningkatkan harapan lama bersekolah penduduk NTB yang saat ini sudah berada di posisi 9 se-Indonesia.

Angka partisipasi sekolah yang dihitung dengan angka harapan lama bersekolah penduduk NTB pada 2014/2015 sudah mencapai 12,73 tahun. Artinya program angka "drop out" nol "Adono" atau angka putus sekolah yang sudah dijalankan selama enam tahun sudah berhasil menurunkan angka siswa putus sekolah dan meningkatkan partisipasi anak-anak yang bersekolah

"Kita tahu siswa putus sekolah itu banyak di sekolah dan madrasah swasta. Itu yang masih tinggi dan itu yang kita genjot, tidak hanya dengan beasiswa miskin, untuk menopang yang dari pusat, tapi juga dari BOSDa," kata Rosyadi. (*)