Jurnalis NTB Gelar Teatrikal Peringati Kebebasan Pers

id HARI PERS SEDUNIA

"Pers harus bangkit dan bersatu melawan apa pun bentuk penindasan,"
Mataram (Antara NTB) - Puluhan jurnalis dari berbagai media cetak dan elektronik menggelar aksi teatrikal di depan kantor Gubernur Nusa Tenggara Barat dalam rangka memperingati Hari Kebebasan Pers se-Dunia, Selasa.

Aksi teatrikal tersebut menggambarkan jurnalis yang masih dibelenggu oleh berbagai kepentingan, baik di internal perusahaan pers, pemerintah maupun partai politik.

Ikut dalam aksi teatrikal yang disertai orasi tersebut Ketua Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Mataram Sirtupillaili, Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Nusa Tenggara Barat (NTB) Herman Zuhdi dan perwakilan dari Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) NTB.

Dalam orasinya, koordinator aksi Haris Mahtul mengajak seluruh insan wartawan untuk bersatu mengawal kebebasan pers dan melawan aksi penindasan terhadap kebebasan pers.

"Pers harus bangkit dan bersatu melawan apa pun bentuk penindasan," katanya.

Ia mengatakan, pers Indonesia memang sudah diberikan kebebasan memberitakan sesuai Undang-Undang Nomor 40/1999 tentang Pers yang dikeluarkan pada era Presiden BJ Habibie. Namun, pada kenyataannya tindakan "pembredelan" masih terjadi.

"Pembredelan", menurutnya, bukan hanya dalam bentuk pemberangusan media, tapi intervensi halus ke pemilik media yang sesungguhnya berdampak signifikan.

Mantan Ketua AJI Mataram ini juga menyoroti pengusaha sekaligus partai politik yang menguasai media cetak dan elektronik yang tujuannya membela kepentingannya.

"Kami tidak inginkan itu terjadi di NTB, dan kami yakin pemerintah provinsi dan kabupaten/kota memahami kebebasan pers bukan milik siapa pun, tapi milik rakyat," ujarnya.

Usai aksi teatrikal, para jurnalis NTB membacakan pernyataan bersama mendesak seluruh aparat Pemerintah Provinsi NTB, pimpinan partai politik, organisasi masyarakat, juga para pengusaha untuk bersama-sama menghormati kemerdekaan pers dengan tidak mengintervensi ruang redaksi, agar hak publik memperoleh informasi yang sehat dan cerdas dapat terpenuhi.

Selain itu, mendesak aparat keamanan untuk lebih serius memberikan jaminan keamanan kepada jurnalis dalam menjalankan tugas jurnalistik mereka.

Para jurnalis juga menyerukan aparat keamanan mengungkap kasus pembunuhan jurnalis Fuad Muhammad Syarifuddin alias Udin, dan kasus-kasus pembunuhan wartawan lainnya, yang menjadi simbol keseriusan negara menjamin kemerdekaan pers.

Para jurnalis NTB juga berikrar untuk bekerja secara profesional, beretika dan menolak dibungkam. (*)