Peneliti: Sudah Terjadi "Darurat Media Massa"

id Media Massa

Peneliti: Sudah Terjadi "Darurat Media Massa"

Ilustrasi - berbagai jenis media massa. (www.bnn-dki.com) (1)

"Media massa sering lupa bahkan mungkin mengabaikan bahwa tindakannya itu tidak lagi edukatif seperti yang seharusnya"
     Medan (Antara NTB) - Peneliti media massa di Sumut, Iskandar Zulkarnain menyebutkan dewasa ini sudah terjadi "darurat media massa" karena fungsinya sebagai edukasi atau pendidikan hampir tidak ada lagi.
     "Fungsi edukasi media massa yang semakin rendah bahkan hampir tidak ada tercermin dari pola fikir dan perilaku masyarakat yang  semakin menyimpang dari kaidah etika," katanya di Medan, Rabu.
     Dia mengatakan itu pada  Focus Group Discussion (FGD) tentang Revitalisasi Fungsi Edukatif Media Massa Dalam Pembentukan Karakter Bangsa yang  digelar Lembaga Pengembangan Kemandirian Nasional dan Medan Radio 96.3 FM yang menampilkan Iskandar dan Ketua PWI Sumut, Hermasyah sebagai pembicara.
     Menurut dosen Universitas Sumatera Utara (USU) itu, pola fikir dan perilaku yang menyimpang dari kadiah etika itu terlihat dari semakin banyaknya kejahatan dan dianggap hal biasa.
     Kondisi masyarakat itu didorong oleh pemberitaan media massa yang gamblang menyiarkan berita dan lengkap dengan foto sadis para korban  tindakan kekerasan atau menyimpang dari etika, tanpa memikirkan dampak negatifnya terhadap pembaca.
     "Media massa sering lupa bahkan mungkin mengabaikan bahwa tindakannya itu tidak lagi edukatif seperti yang seharusnya," kata Iskandar.
     Padahal, katanya, peran media massa memiliki pengaruh besar kepada masyarakat.
     "Jadi memang sudah seharusnya pemilik media massa kembali mengevaluasi kembali fungsinya. Walaupupun diakui, memang merupakan tantangan berat mengingat media massa adalah industri yang erat kaitannya dengan bisnis," katanya.
     Evaluasi dinilai penting karena kalau masyarakat tidak baik, maka akan mengancam pada bangsa dan negara.
     "Negara yang maju karena karakter masyarakatnya sudah terbentuk bagus sehingga lebih mudah diatur," katanya.
     Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumut, Hermansyah mengakui, sebenarnya ada aturan tentang persentase konten atau isi media baik sektor edukasi, informasi dan hiburan.
     Namun, kata dia, nyatanya memang tidak dijalankan media massa dengan baik yang diduga dampak persaingan bisnis yang semakin ketat.
     "Jadi memang perlu ada revitalisasi fungsi media massa khususnya di bidang edukasi," katanya.
     Sebagai satu sistem yang besar, media massa, ujar Hermasyah yang redaktu kota di Harian Analisa, Medan itu berfungsi sebagai soko guru bangsa yang menjadi pilar satu bangsa.
     "Jadi memang harus ada kesadaran kembali untuk menjalankan fungsi edukatif dan itu memang membutuhkan kerja sama semua pihak," katanya.
     Peran masyarakat dan institusi yang sudah ditunjuk seperti Komisi Penyiaran Indonesia, Dewan Pers dan lainnya untuk mengingatkan atau mengkritisasi media massa juga harus ditingkatkan untuk kepentingan yang sama yakni memajukan dan menjadikan bangsa yang beradab.

Editor  : F. C. Kuen

(*)