Kunjungan Wisatawan Timur Tengah ke Lombok Meningkat

id WISATA HALAL NTB

Dari data yang kita peroleh, okupansi hotel yang ada di seluruh Pulau Lombok 10-15 persen terisi oleh wisatawan asal Timur Tengah
Mataram (Antara NTB) - Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat Lalu Moh Faozal mengatakan kunjungan wisatawan dari Timur Tengah ke daerah itu mulai meningkat, seiring terpilihnya Pulau Lombok sebagai destinasi wisata halal terbaik di dunia pada 2015.

"Dari data yang kita peroleh, okupansi hotel yang ada di seluruh Pulau Lombok 10-15 persen terisi oleh wisatawan asal Timur Tengah," kata Faozal di Mataram, Selasa.

Ia menuturkan, meski secara angka jumlah wisatawan muslim, khususnya asal Timur Tengah yang berkunjung ke Pulau Lombok masih dalam pendataan, namun secara keseluruhan saat ini jumlah wisatawan yang berkunjung ke NTB sudah mencapai 1,5 juta orang.

Bahkan, memasuki triwulan ke III 2016 pertumbuhan pariwisata NTB terus menguat. Terlebih lagi, saat ini pihaknya tengah serius menggarap pasar-pasar yang ada di Malaysia dan Singapura, mengingat kedua negara itu merupakan pintu masuk kedatangan wisatawan mancanegara khususnya dari Timur Tengah.

"Kenapa Malaysia ingin terus kita dorong, karena mereka merupakan pemain besar di `middle east`. Kita harap melalui Malaysia mereka masuk ke NTB. Begitu juga dengan Singapura yang telah memiliki penerbangan langsung ke Lombok, sehingga konektivitas maskapai penerbangan bisa tetap terjalin," jelasnya.

NTB sendiri, kata Faozal, menargetkan kunjungan wisatawan asal Timur Tengah mencapai 20-30 persen dari total kunjungan 3 juta wisatawan yang ditargetkan di tahun 2016.

Ia menuturkan, untuk merealisasikan target tersebut, sejumlah strategi telah diterapkan, di antaranya ketersediaan makanan dan minuman halal, fasilitas untuk bersuci dan beribadah, termasuk dalam aspek pelayanan yang dibutuhkan wisatawan muslim.

Menurut Faozal, pemerintah daerah bersama MUI terus mendorong seluruh hotel dan restoran yang ada di NTB bisa memperoleh sertifikasi halal. Termasuk, dalam memperoleh sertifikat higienis dari Dinas Kesehatan untuk makanan dan minuman.

"Dari 72 hotel dan restoran yang sudah kita audit, 24 sudah memperoleh sertifikat higienis dari Dinas Kesehatan, sementara yang sedang dalam proses ada 18. Sisanya kita harapkan bisa selesai tahun ini," katanya. (*)