BPBD NTB Antisipasi Dampak Letusan Gunung Barujari

id gunung barujari

BPBD NTB Antisipasi Dampak Letusan Gunung Barujari

Letusan asap disertai abu vulkanis Gunung Barujari setinggi 2.000 meter. (Ist) (1)

"Masker itu akan kami bagikan kepada masyarakat agar mereka terhindar dari menghirup abu vulkanik letusan"
Mataram (Antara NTB) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah Nusa Tenggara Barat sudah menyiapkan sebanyak 55.000 masker mengantisipasi dampak letusan Gunung Barujari atau Anak Gunung Rinjani Pulau Lombok.

"Masker itu akan kami bagikan kepada masyarakat agar mereka terhindar dari menghirup abu vulkanik letusan yang mengarah ke barat daya Pulau Lombok," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Muhammad Rum, di Mataram, Selasa.

Gunung Barujari dilaporkan kembali meletus pada Selasa, pukul 14.45 Wita, dengan ketinggian letusan abu vulkanik mencapai di atas 2.000 meter dengan amplitudo sebesar 55 milimeter.

Masyarakat diimbau untuk waspada karena abu vulkanik diperkirakan akan mencapai Kota Mataram, Ibu Kota Provinsi NTB, dan berpotensi berpengaruh terhadap aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Lombok, di Kabupaten Lombok Tengah.

Rum mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Lombok Tengah, BPBD Kabupaten Lombok Timur, dan BPBD Kabupaten Lombok Utara, untuk mengantisipasi kondisi terburuk akibat letusan Gunung Barujari.

Upaya koordinasi tersebut sebagai tindak lanjut dari instruksi Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB) yang sudah mendapatkan informasi tentang kembali meletusnya Gunung Barujari.

"Untuk antisipasi awal, kami sudah menyiapkan 55.000 masker. Ada juga di Dinas Kesehatan NTB sebanyak 250.000 masker," ujarnya.
     Gunung Barujari atau yang disebut Gunung Baru yang terbentuk pada tahun 1944 berada di sisi timur kaldera Gunung Rinjani dengan kawah berukuran lebar 170 meter dan panjang 200 meter, ketinggian 2.296-2376 meter dari permukaan laut (mdpl).

Gunung Barujari pernah meletus pada 20 Oktober 2015 sekitar pukul 10.45 WITA dan menyebabkan jalur pendakian ditutup dan aktivitas penerbangan dari dan menuju NTB dihentikan karena ketinggian letusan berbahaya bagi keselamatan penerbangan.

Letusan juga terjadi pada Juli tahun 2016, dengan ketinggian letusan abu vulkanik sekitar 100 meter. Meskipun demikian, aktivitas penerbangan di Bandara Internasional Lombok, ditutup sementara karena abu vulkanik yang mengarah ke area bandara mengganggu aktivitas penerbangan. (*)