Harga Cabai di Mataram Masih Tinggi

id HARGA CABAI MATARAM

Kami sudah mencoba melakukan komunikasi dengan petani agar dapat memenuhi kebutuhan dalam kota barulah dikirim ke luar, namun ternyata petani sudah memiliki kontrak
Mataram (Antara NTB)- Harga cabai di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, hingga saat ini masih tinggi di kisaran Rp115-120 per kilogram untuk kelas super dan hingga kini pemerintah kota dan petani belum mendapat solusi.

"Kami sudah mencoba melakukan komunikasi dengan petani agar dapat memenuhi kebutuhan dalam kota barulah dikirim ke luar, namun ternyata petani sudah memiliki kontrak," kata Kepala Dinas Pertanian Kota Mataram H Mutawalli di Mataram, Senin.

Mutawalli mengatakan, kontrak yang dimaksudkan adalah rata-rata petani cabai di kota ini telah membuat kontrak pengiriman dengan sejumlah distributor di Jakarta dan Batam dalam jumlah tertentu.

Dengan demikian, apabila petani tidak mengirim cabainya sesuai dengan jumlah yang ada di kontrak, maka petani cabai Mataram akan dikenakan denda.

"Karena itulah, petani Mataram meminta pemahaman dari pemerintah dan menyarankan pengepul membeli cabai luar Kota Mataram seperti di wilayah Labuapi dan Gerung dengan harga yang relatif rendah yakni sekitar Rp45 ribu per kilogram kelas campuran," katanya.

Menurut dia, produksi cabai dari petani di Kota Mataram mencapai satu ton per hari, sementara kebutuhan cabai untuk Kota Mataram hanya setengah ton.

"Namun demikian, kita tidak bisa melarang petani menjual cabainya ke luar daerah dengan harga tinggi, sebab petani juga ingin mencari keuntungan," katanya.

Dikatakannya, kenaikan harga cabai ini sudah menjadi isu nasional, sehingga pihaknya tidak bisa memprediksi kapan harga cabai akan turun.

Pasalnya, meskipun stok dalam daerah tercukupi namun jika harga di daerah-daerah lain tetap tinggi, secara psikologis pedagang di kota ini juga akan ikut-ikutan menaikkan harga.

Apalagi, informasi dari Dinas Pertanian Provinsi NTB menyebutkan, produksi cabai di daerah ini mencapai 40 ton per hari dan meskipun dikirim ke luar puluhan ton masih tetap akan tersisa untuk pasar dalam daerah.

"Jadi, kenaikan harga cabai bukan karena stok berkurang tetapi lebih karena faktor ikut-ikutan, dan ini bisa menjadi menyumbang inflasi," katanya. (*)