Publik Perlu Dorong Figur Perempuan di Pilgub NTB

id PILGUB NTB

Provinsi NTB sudah berusia 59 tahun, tapi sampai saat ini belum muncul figur perempuan tangguh yang dipercaya memimpin NTB
Mataram (Antara NTB) - Pengamat politik Nusa Tenggara Barat Bambang Mei mengajak publik untuk melakukan gerakan sosial dan mendorong agar dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur ada figur perempuan yang ikut konstestasi Pilkada NTB 2018.
"Provinsi NTB sudah berusia 59 tahun, tapi sampai saat ini belum muncul figur perempuan tangguh yang dipercaya memimpin NTB," kata Bambang Mei di Mataram, Minggu.
Ia menuturkan, Kabupaten Bima sudah dipimpin seorang perempuan dengan berbagai kelebihannya. Untuk itu, pada Pilgub NTB 2018 publik harus melakukan gerakan sosial mendorong agar ada figur perempuan yang mengikuti konstestasi Pilkada NTB.
Karena, kata dia, keterlibatan kaum perempuan dalam Pilgub NTB penting sebagai wujud menjaga keseimbangan gender sekaligus menghapus stigma atau diskriminasi terselubung yang menganggap kepemimpinan kaum perempuan lemah dalam memajukan pembangunan di NTB yang multi etnik dan budaya.
"Ada kesan terselubung yang bias gender yang menganggap sulit menjadi pemimpin di NTB karena paham patriarki masih kuat," katanya.
Menurut dia, perlu dibuat skema gerakan sosial yang berjaringan dan masiv agar partai politik mendukung dan mengasesment dengan baik agar figur perempuan diberikan ruang untuk maju dalam Pilkada 2018 agar ada nuansa yang berbeda dari pilgub sebelumnya.
Selain itu, dari sisi pemilih, kaum perempuan lebih banyak ketimbang pemilih laki-laki. Bahkan, perempuan lebih taat menggunakan hak pilihnya dibanding laki-laki saat pilkada.
Selanjutnya mantan Eksekutif Walhi NTB ini, menggarisbawahi dengan potensi seperti itu tak ada alasan untuk mencegah dan menjegal calon perempuan yang ingin tampil dalam Pilgub NTB dengan berbagai apologi.
"Publik perlu digalang secara luas agar membuat aksi solidaritas untuk mendesak agar perempuan diberikan kesempatan tampil dan memimpin di NTB secara fair dan demokratis," tegas Direktur M16 itu.
Lebih lanjut, ia berharap agar perempuan tangguh di NTB mau tampil secara terbuka ke publik agar diberikan dukungan yang riil untuk ikut kontestasi Pilkada NTB.
"Jika rakyat Kabupaten Bima memberikan dukungan ke bupati figur perempuan, kenapa di Pilgub NTB perempuan tidak diberikan ruang?," tanya pria yang akrab disapa Didu ini.
Ia menambahkan dirinya meyakini figur perempuan jika bertarung dalam Pilkada NTB akan mampu meraih persepsi politik yang baik dari publik asal di kampanyekan secara benar.
Soal pro kontra soal sosok perempuan jika maju dalam pilkada NTB, Didu beragumen hal itu biasa dalam negara penganut demokrasi, dimana setiap perbedaan harus dimaknai sebagai bentuk kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi.
"Yang tidak boleh itu melakukan kampanye hitam tentang sosok perempuan agar dikesankan tidak baik," ucapnya.
Karena itu, ia berharap kelompok-kelompok perempuan maju perlu menggalang gerakan bersama untuk memunculkan figur-figur perempuan tangguh dan berpengaruh untuk segera mendeklarasikan diri tampil dalam konstestasi Pilgub NTB.
"Figur Hj Putu Selly Andayani perlu disupport dan diapresiasikan agar tampil dalam Pilgub NTB 2018. Karena beliau punya kapasitas dan orang yang baik. Bahkan, besar kemungkinan PDIP NTB akan memback up Hj Selly bertarung dalam Pilgub NTB," tandasnya. (*)