Disdikbud NTB Evaluasi Permasalahan UN SMA/SMK

id UNBK NTB

Disdikbud NTB Evaluasi Permasalahan UN SMA/SMK

ilustrasi - Peserta Ujian Nasional Berbasik Komputer konsentrasi menjawab soal. (Foto ANTARA News)

"Ada beberapa permasalahan yang terjadi sejak persiapan hingga pelaksanaan UN. Tentu itu semua menjadi bahan evaluasi bagi kami"
Mataram (Antara NTB) - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nusa Tenggara Barat menjadikan berbagai permasalahan yang terjadi selama pelaksanaan Ujian Nasional SMA/MA dan SMK sebagai bahan evaluasi untuk menuju perbaikan pada tahun berikutnya.

"Ada beberapa permasalahan yang terjadi sejak persiapan hingga pelaksanaan UN. Tentu itu semua menjadi bahan evaluasi bagi kami sebagai panitia penyelenggara," kata Ketua Panitia UN Tahun Ajaran 2016/2017 di Nusa Tenggara Barat (NTB) Sukran, di Mataram, Jumat.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) NTB ini menyebutkan, permasalahan yang terjadi selama persiapan UN adalah kekurangan perangkat komputer dan jaringan di sekolah/madrasah yang menggelar Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK).

Sekolah/madrasah harus menyosialisasikan kepada para wali murid untuk ikut beperan serta menyukseskan UNBK dengan meminjamkan laptopnya sejak beberapa minggu sebelum hingga selesai ujian.

Kekurangan perangkat komputer tersebut menjadi catatan penting karena pemerintah ke depannya menginginkan agar seluruh sekolah/madrasah menggelar UNBK dan tidak lagi melaksanakan Ujian Nasional Kertas dan Pensil (UNKP) atau sistem manual.

"Pemerintah pusat dan daerah sudah memikirkan kekurangan perangkat komputer di sekolah. Nanti akan ada bantuan, namun tidak semua sekolah dalam setahun, tapi bertahap," ujarnya.

Permasalahan lainnya, kata dia, adalah terjadinya kehilangan perangkat komputer dan laptop di beberapa sekolah/madrasah menjelang UNBK.

Oleh sebab itu, para pengelola sekolah/madrasah penyelenggara diminta untuk memasang jeruji besi di jendela ruang komputer sebagai langkah pencegahan.

Sukran juga menyarankan agar sekolah/madrasah memasang CCTV atau kamera pengintai yang bisa merekam tindak kejahatan dan mengidentifikasi pelakunya.

"Itu hal penting yang harus dilakukan agar ruangan aman," ucapnya.

Sementara permasalahan pada saat ujian berlangsung, lanjut Sukran, adalah adanya temuan Ombudsman NTB terkait adanya pengawas ruangan di beberapa sekolah/madrasah yang melaksanakan tugasnya sesuai Prosedur Standar Operasional (POS) UN. Misalnya membawa telepon genggam ke dalam ruang ujian.

Pihaknya menerima temuan tersebut sebagai salah satu masukan dan bahan evaluasi agar pelaksanaan UN pada tahun berikutnya bisa sesuai POS.

Sementara terkait dengan adanya dugaan kecurangan pada UNBK SMK seperti yang disebutkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Sukran mengaku hingga saat ini belum menemukan sekolah yang dimaksud.

"Bukan berarti kami membela, masalah itu tetap kami kawal," katanya.

Secara umum, kata dia, pelaksanaan UN SMA/MA dan SMK tahun ajaran 2016/2017 berjalan lancar, baik UNBK maupun UNKP.

Berbagai pihak juga ikut mendukung kelancaran pelaksanaan ujian seperti PT PLN dan PT Telkom. Kedua Badan Usaha Milik Negara tersebut siap siaga pada saat pelaksanaan ujian, sehingga tidak ada pemadaman listrik dan gangguan jaringan internet yang berarti.

"Kami berterima kasih pada PLN dan Telkom atas kinerjanya mendukung pelaksanaan UNBK," ujarnya. (*)