UMKM Pengolah Cokelat Lombok Belum Tersentuh Perbankan

id Willgo Zainar

UMKM Pengolah Cokelat Lombok Belum Tersentuh Perbankan

Anggota Komisi XI DPR RI H Willgo Zainar menyerahkan secara simbolis KUR BNI kepada nasabah di Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, NTB. (Foto ANTARA NTB/Awaludin)

"Kalau ada sentuhan mungkin lebih cepat lagi berkembang"
Lombok Tengah (Antara NTB) - Anggota Komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat H Willgo Zainar mengatakan pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah pengolah cokelat dan kopi di Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, belum tersentuh perbankan.

"Kalau ada sentuhan mungkin lebih cepat lagi berkembang," kata Willgo pada acara sosialisasi dan Field Visit Aksi (Akselerasi sinergi inklusi) pangan sekaligus penyerahan secara simbolis Kredit Usaha Rakyat (KUR) BNI kepada nasabah di Kecamatan Pringgarata, Kabupaten Lombok Tengah, Kamis.

Ia mengatakan UMKM pengolah kopi dan cokelat di Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Kabupaten Lombok Utara, merupakan salah satu kawasan percontohan pengembangan kopi dan cokelat. Program tersebut dilaksanakan oleh Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian.

Pelaku usaha pengolah komoditas perkebunan tersebut sudah mampu menciptakan produk dengan kemasan yang sangat baik dan sudah dipasarkan.

Willgo menyebutkan jenis kopi yang diolah adalah robusta dengan sistem budi daya 100 persen organik atau tanpa pupuk kimia dan pestisida. Begitu juga dengan cokelatnya tanpa bahan pengawet dan susu.

"Kedua komoditas itu hasil perkebunan rakyat bernilai mahal karena organik, tapi sama sekali tidak mendapat sentuhan dari perbankan," ujar politisi partai Gerindra daerah pemilihan NTB ini.

Oleh sebab itu, ia berharap perbankan mau melihat dengan cara turun ke desa-desa menggali peluang ekonomi rakyat. Perbankan tidak boleh hanya duduk di kantor dengan ruang pendingin (AC), tapi harus turun melihat potensi ekonomi masyarakat perdesaan.

"Perbankan juga bukan rentenir, tetapi lembaga yang menggerakkan ekonomi rakyat," ucapnya pula.

Anggota Badan Anggaran DPR RI ini juga berharap program kredit usaha rakyat (KUR) yang dijalankan oleh lembaga perbankan bisa berjalan efektif dan ke depan lebih baik.

Perbankan harus mampu memanfaatkan momentum berkembangnya pariwisata, untuk menjadikan rakyat NTB sebagai tuan rumah di negeri sendiri dengan sumber daya alam yang dimiliki.

"Mari jadikan rakyat NTB tuan rumah di negeri sendiri secara khusus. Secara umum, produk kopi dan cokelat NTB bisa dipasarkan ke luar daerah hingga ke luar negeri," katanya.

Sementara itu, Anggota Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Bidang Perbankan Heru Kristiana, mengatakan pihaknya akan terus mendorong penyaluran KUR lebih diperbesar oleh perbankan.

OJK juga berharap penyaluran KUR semakin banyak dan meluas ke semua daerah termasuk NTB, sebagai bentuk komitmen pemerintah melakukan pemeratan sehingga akses masyarakat semakin luas terhadap perbankan.

"Tentunya kami juga memfasilitasi supaya industri sehat sehingga kemampuan menyalurkan juga semakin besar," katanya.

Pada kesempatan itu, anggota Komisi XI DPR RI H Willgo Zainar, bersama Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Perbankan Heru Kristiana, dan Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budiharto, menyerahkan secara simbolis KUR BNI kepada nasabah.

Jumlah penyaluran KUR BNI Wilayah Bali, NTT dan NTB hingga April 2017 mencapai Rp1,1 triliun dari 3.983 debitur. (*)