HKTI Dorong Lombok Utara Jadi Sentra Agroindustri

id HKTI NTB

HKTI Dorong Lombok Utara Jadi Sentra Agroindustri

Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTB Husnul Fauzi, Dirjen Perkebunan, Kementan Bambang, Ketua HKTI NTB H Willgo Zainar, foto bersama kelompok tani kopi dan kakao di Desa Genggelang, Lombok Utara, NTB. (Foto ANTARA NTB/ist)

"Petani harus terus dimotivasi memanfaatkan aset-aset untuk kegiatan ekonomi tanpa mengesampingkan aspek-aspek pelestarian lingkungan"
Lombok Utara (Antara NTB) - Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Wilayah Nusa Tenggara Barat mendorong pengembangan agroindustri di Kabupaten Lombok Utara sebagai penghasil berbagai jenis komoditas perkebunan rakyat.

Ketua Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Nusa Tenggara Barat (NTB) H Willgo Zainar, di Lombok Utara, Sabtu, mengatakan pengembangan agroindustri di Kabupaten Lombok Utara, sebagai pilihan model modernisasi pedesaan yang akan meningkatkan kesempatan kerja dan pendapatan petani.

"Kelompok tani di Kabupaten Lombok Utara, sudah mampu menghasilkan berbagai komoditas perkebunan bernilai ekonomi. Namun perlu mendapatkan berbagai sentuhan dari semua pihak, terutama pemerintah," katanya.

Menurut dia, perumusan perencanaan pembangunan pertanian perlu disesuaikan dengan karakteristik wilayah dan ketersediaan teknologi tepat guna.

Dengan begitu, alokasi sumber daya dan dana yang terbatas dapat menghasilkan keluaran yang optimal dan berdampak positif terhadap kesejahteraan masyarakat.

Lebih lanjut, Willgo mengatakan, agar model pembangunan pedesaan yang berkelanjutan dapat terwujud, diperlukan pedoman pengelolaan sumber daya melalui pemahaman wawasan agroekosistem secara bijak kepada petani.

"Petani harus terus dimotivasi memanfaatkan aset-aset untuk kegiatan ekonomi tanpa mengesampingkan aspek-aspek pelestarian lingkungan," ujar anggota Komisi XI DPR RI daerah pemilihan NTB ini.

Ia menyebutkan salah satu bentuk pemanfaatan sumber daya alam yang sudah dilakukan warga Desa Genggelang, Kecamatan Gangga, Lombok Utara, adalah mengembangkan tanaman kopi jenis robusta dan kakao secara organik.

Para petani juga memanfaatkan teknologi biogas dalam proses pemasakan buah kopi. Cara tersebut tentunya menjadi salah satu keunggulan dibandingkan kopi daerah lain.

Dari hasil pengamatannya, kelompok tani di Desa Genggelang, telah berinovasi dengan melakukan proses pengolahan biji kopi menjadi bubuk kopi siap minum, sehingga memiliki nilai tambah.

Namun, Willgo menyayangkan para petani yang sudah mampu berinovasi tersebut terkendala modal dan peralatan mesin, sehingga tidak dapat memproduksi dalam jumlah memadai untuk memenuhi kebutuhan pasar.

"Alhamdulillah, saya sudah sampaikan masalah tersebut kepada direksi BNI. Bank BUMN itu tertarik untuk membantu pembiayaan melalui program Kredit Usaha Rakyat," ucapnya pula.

Dengan adanya ketertarikan perbankan, Willgo berharap Pemerintah Kabupaten Lombok Utara juga lebih berperan memberdayakan petani perkebunan, terutama dari sisi fasilitasi pemasaran produk kepada hotel-hotel yang ada di kabupaten itu.

Upaya memberdayakan petani dalam mengembangkan agroindustri di Kabupaten Lombok Utara juga perlu kerja sama yang terintegrasi antara Dinas Pertanian dan Perkebunan Provinsi NTB dengan Kabupaten Lombok Utara dan industri perbankan.

"Mari semua berperan mendorong Kabupaten Lombok Utara sebagai sentra agroindustri perkebunan. Dan mari cinta produk lokal untuk meningkatkan kesejahteraan petani," ujar Willgo. (*)